Senin 10 Aug 2020 23:21 WIB

UMY Ringankan Mahasiswa dengan Potong SPP

64 persen pendapatan orang tua mahasiswa turun karena pandemi Covid-19

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Kampus UMY memberikan keringanan berupa pemotongan iuran SPP.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UMY memberikan keringanan berupa pemotongan iuran SPP.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan keringanan dengan memotong Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) kepada mahasiswa. Terutama bagi mahasiswa yang orang tuanya terdampak Covid-19.

Kepala Biro Humas dan Protokol UMY, Hijriyah Oktaviani mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei kepada mahasiswa dan orang tuanya yang terdampak Covid-19. Survei ini dilakukan sebelum proses registrasi pembayaran SPP yang mana pembayaran sudah dimulai sejak 20 Juli 2020 lalu.

Baca Juga

Dari survei tersebut, Hijriyah menyebut, 64 persen pendapatan orang tua mahasiswa turun. Sementara, 35 persen pendapatannya tetap.

"Dari 4.189 responden yang terdiri dari mahasiswa UMY di seluruh fakultas menyebut 64 persen pendapatan orang tuanya menurun," katanya kepada Republika, Senin (10/8).

Dari hasil survei tersebut, UMY memutuskan untuk memberikan keringanan dengan memotong SPP. Poin SPP yang dipotong diantaranya terdiri dari menghilangkan biaya untuk unit kegiatan mahasiswa, hingga pemotongan biaya operasional kampus seperti listrik.

"Pemotongan sumbangan penyelenggaraan biaya pendidikan sebesar 20 persen. Kenapa salah satunya ada pemotongan biaya unit kegiatan mahasiswa, karena pertimbangannya di pandemi ini kegiatan perkuliahan online (daring)," ujarnya.

Menurut Hijriyah, mahasiswa yang sudah melakukan registrasi pembayaran SPP ini sudah lebih dari 50 persen. Sehingga, mahasiswa yang masih belum melakukan pembayaran akan diusahakan untuk dapat melakukan registrasi.

Hal ini mengingat dari hasil survei didapat 98,10 persen mahasiswa masih menginginkan untuk tetap melanjutkan kuliah walaupun masih di tengah pandemi. Pihaknya pun tidak menyangka banyak mahasiswa yang masih ingin untuk tetap melanjutkan perkuliahan walaupun yang terdampak Covid-19 mencapai 64 persen.

"Registrasi yang masuk itu sudah lebih dari 50 persen dan masih harus kita perjuangkan untuk sisanya itu agar bisa registrasi. Ternyata besar sekali mereka yang tetap berkeinginan untuk melanjutkan kuliah walaupun beberapa jawaban ada yang terdampak," kata Hijriyah.

Saat ini, UMY masih membuka proses pendaftaran bagi calon mahasiswa baru. Pendaftaran ini akan ditutup hingga akhir Agustus 2020 nanti.

Hijriyah menuturkan, pendaftar calon mahasiswa baru di tengah pandemi Covid-19 ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Walaupun begitu, target pendaftaran pun masih sama dengan tahun sebelumnya.

Calon mahasiswa baru yang mendaftar di 2019 ditargetkan mencapai 27 ribu pendaftar, dengan mahasiswa yang diterima sebesar 4.800 orang. "Tahun ini target sama, namun pasti ada penurunan pendaftar di pandemi ini. Juli saja misalnya, pendaftar tahun lalu sekitar 3.000 orang, tahun ini di bulan yang sama hanya 2.000 orang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement