Senin 10 Aug 2020 20:56 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Depok Tambah 34 Orang

Total kasus positif Covid-19 di Depok menjadi 1.069 orang.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Foto: Dok Dinas Kominfo Kota Depok
Wali Kota Depok, Mohammad Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali memperbarui data perkembangan kasus virus corona (Covid-19). Berdasarkan data yang dirilis Senin (10/8), jumlah pasien positif bertambah cukup banyak, yakni 34 orang.

"Bertambah 34 orang pasien positif. Total jadi 1.456 orang. Sedangkan yang sembuh bertambah 24 orang. Total menjadi 1.069 orang," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dalam siaran persnya, Senin (10/8).

Idris menambahkan, untuk pasien yang meninggal bertambah dua orang. Total pasien meninggal menjadi 53 orang. "Sedangkan kasus konfirmasi aktif sebanyak 324 orang atau 22,78 persen. Kemudian, untuk suspek aktif atau probable yang selesai dipantau hari ini tersisa 403 orang. Kemudian, kasus kontak erat aktif 353 orang," jelasnya.

Menurut Idris, lonjakan kasus konfirmasi positif masih terus terjadi dan Kota Depok masuk ke dalam zona merah risiko tinggi dengan skor 0 hingga 1,8.

"Hal itu disebabkan mobilitas penduduk Kota Depok yang tinggi menjadikan lonjakan kasus konfirmasi positif masih terus terjadi. Peningkatan kasus positif Covid-19 juga karena adanya kluster baru yakni perkantoran. Seperti, masyarakat yang bekerja di luar Kota Depok kemudian positif dan menularkan keluarga mereka," kata Idris.

Untuk itu, lanjut Idris, Pemkot Depok segera menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk Protokol Kesehatan Pribadi. Ini sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 agar tidak meluas. Dalam SE tersebut mengatur bagi setiap orang, untuk secara ketat menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Kepada setiap orang dan para pekerja agar setelah kembali ke rumah harus steril dengan cuci tangan menggunakan sabun yang bersih, kemudian mandi dan baju celana direndam air panas. Setelah itu, baru berinteraksi dengan keluarga," tegas Idris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement