Senin 10 Aug 2020 16:57 WIB

Pengrajin Perahu Jukung di Barito Kuala

.

Rep: Bayu Pratama/ Red: Yogi Ardhi

Pekerja menyelesaikan pembuatan jukung (perahu) tradisional di Desa Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020). Desa Pulau Sewangi merupakan sentra pembuat jukung tradisional yang ada sejak puluhan tahun silam, satu jukung tersebut dijual seharga Rp3 juta hingga Rp35 juta tergantung ukuran, bahan dan lebarnya. (FOTO : ANTARA/BAYU PRATAMA S)

Pekerja menyelesaikan pembuatan jukung (perahu) tradisional di Desa Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020). Desa Pulau Sewangi merupakan sentra pembuat jukung tradisional yang ada sejak puluhan tahun silam, satu jukung tersebut dijual seharga Rp3 juta hingga Rp35 juta tergantung ukuran, bahan dan lebarnya. (FOTO : ANTARA/BAYU PRATAMA S)

Pekerja menyelesaikan pembuatan jukung (perahu) tradisional di Desa Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020). Desa Pulau Sewangi merupakan sentra pembuat jukung tradisional yang ada sejak puluhan tahun silam, satu jukung tersebut dijual seharga Rp3 juta hingga Rp35 juta tergantung ukuran, bahan dan lebarnya. (FOTO : ANTARA/BAYU PRATAMA S)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BARITO KUALA -- Sebagai negara maritim dan kepulauan Indonesia memuliki kebudayaan yang erat dengan perairan termasuk tradisi membuat perahu tradisional.

Desa Pulau Sewangi Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, merupakan sentra pembuat jukung tradisional yang ada sejak puluhan tahun silam, satu jukung tersebut dijual seharga Rp3 juta hingga Rp35 juta tergantung ukuran, bahan dan lebarnya. 

   

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement