Senin 10 Aug 2020 01:49 WIB

1.000 Kader Hadiri Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-92

Milad Aisyiyah dihadiri 1.000 kader.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 1.000 Kader Hadiri Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-92
Foto: tangkapan layar google
1.000 Kader Hadiri Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-92

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.000 kader menghadiri Milad Nasyiatul Aisyiyah (NA) ke-92 hijriah (28 Dzulhijjah 1349 - 28 Dzulhijjah 1441 Hijriah), pada Ahad (9/8). Perayaan milad dilakukan secara daring dengan tema Perempuan Bergerak Menguatkan Bangsa.

"Untuk itu kami memilki beberapa alasan bagaimana sebuah gerakan Nasyiatul Aisyiyah yang sudah berusia cukup matang mampu melakukan kerja dan aksi nyata pada masa pandemi covid-19," kata Ketua umum Nasyiatul Aisyiyah (NA), Dyah Puspitarini, pada Ahad.

Baca Juga

Sebanyak 1.000 kader Nasyiatul Aisyiyah dari Pimpinan Pusat, Wilayah, Cabang dan Ranting turut serta dalam perayaan milad. Meskipun dilaksanakan secara daring, Dyah mengaku tetap mendapatkan hikmah dari perayaan ini, karena seluruh kader NA bisa saling bertemu dari jarak jauh.

Dia mengatakan, seluruh perempuan muda Nasyiatul Aisyiyah selalu bergerak melakukan aksi nyata. Hal itu juga terus dilakukan di masa pandemi covid-19.

"Meskipun kita tahu bahwa persoalan perempuan pada masa pandemi covid-19 cukup besar, ada KDRT yang cukup tinggi, kemudian ada persoalan lain, termasuk ekonomi, dan lain sebagainya, namun mereka tetap melakukan aksi, apa saja Nasyiatul Aisyiyah di seluruh Indonesia," ucap Dyah.

Dyah mengungkapkan, kader NA senantiasa peduli dengan sesama, dan saling membantu dengan berbagai cara. Ada yang membantu dalam hal pendidikan, kesehatan, dan lainnya, hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi dampak dari covid-19.

Perempuan bergerak bukan hanya untuk dirinya secara pribadi, namun juga untuk keluarga, lingkungan sekitar, komunitas, masyarakat hingga negara. NA juga tetap kritis terhadap pemerintah, salah satunya yakni terkait dengan sistem pendidikan yang ada saat ini, mereka menginginkan kebijakan yang solutif.

"Terkahir kami melakukan ini semua, dalam rangka menguatkan bangsa, konteksnya adalah bangsa yang sedang mengalami dampak covid-19, lumpuhnya berbagai aktivitas, kami melakukan apa pun yang bisa menguatkan, dan membuat bangsa ini bangkit," kata Diah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement