Senin 10 Aug 2020 00:31 WIB

Prof Udin, Marbot Masjid, dan Surat Al-Jasiyah

Pidato pengukuhannya Teknik Navigasi Autopilot Mobile Robot dengan Kecerdasan Buatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Prof Moh Khairudin Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Otomasi Fakultas Teknik UNY.
Foto: Humas UNY
Prof Moh Khairudin Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Otomasi Fakultas Teknik UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, "Bismillahirahmanirohim," membuka pidato pengukuhan Prof Moh Khairudin sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Otomasi Fakultas Teknik UNY. Pengucapannya yang fasih sekaligus ciri khas Udin, yang saat kuliah sempat jadi marbot masjid.

Tata kramanya tidak berubah walau sepeda yang dikayuh kini sudah berubah menjadi mobil. Saat berjalan ke podium, Udin tidak hanya menyapa hadirin dengan sedikit membungkukan badannya, tapi memberikan salam hangat dengan menyatukan tangannya.

Prof Udin, memulai langkah akademis 1998 ketika merantau ke Yogyakarta. Sebagai mahasiswa Jurusan Elektro Universitas Negeri Yogyakarta, Udin jalani hidup tidak berkecukupan dengan menyambi marbot di Masjid Al Amin (lima kilometer dari kampus).

Tidak cuma menyapu, mengepel dan merapikan barang-barang di masjid, Udin jadi manusia serba bisa karena kerap menjadi imam ketika shalat wajib dilaksanakan. Setiap hari setelah Subuh, Udin mengambil tempe dan mengatarnya ke pelanggan.

Setelah melaksanakan tugas-tugas paginya di masjid, Udin bersepeda ke kampus untuk kuliah. Walaupun sudah berada di kampus, ia sering harus pulang ke masjid ketika mendekati waktu Zuhur atau Ashar tiba untuk melaksanakan tugas adzan.

Setelah itu, Udin harus kembali ke kampus untuk kuliah, dan kembali lagi sore hari ke masjid untuk mengajar di Taman Pendidikan Alquran (TPA). Kadang, pada malam hari setelah pelaksanaan shalat isya Udin kembali harus mengambil tempe.

Menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Teknik Navigasi Autopilot Mobile Robot dengan Kecerdasan Buatan, Udin tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Tidak hanya tangannya bergetar memegang naskah, getaran juga terdengar dari suaranya.

Uniknya, Udin melihat, teknik navigasi otomatis sudah dikenalkan Allah SWT lewat kitab suci Alquran. Ia mengingatkan, teknik mengendalikan atau menundukkan benda bergerak agar sesuai tujuan itu sudah ada dalam ayat 13 dari surat Al Jasiyah.

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir," kata Udin, Sabtu (8/8).

Udin berpendapat, semua gerakan yang terjadi di bumi sudah disesuaikan terhadap kepentingan manusian. Bahkan, gerakan-gerakan alam seperti jatuhnya sehelai daun sudah merupakan suatu sistem otomasi yang diciptakan Allah SWT dalam kehidupan.

Untuk itu, Udin merasa, pengembangan teknik navigasi otomasi salah satu langkah mengenal, mengerti dan memahami lebih yang Allah SWT lakukan. Sehingga, jabatan guru besar, sekaligus dilihat sebagai amanah yang harus dipegang sebaik-baiknya.

"Semoga saya dapat menjaga amanah ini dengan sebaik baiknya, bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bangsa," ujar Udin, yang juga merupakan lulusan S2 dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS).

Pada kesempatan itu, Udin turut menyampaikan terima kasihnya kepada orang-orang yang telah berjasa mengantarnya sampai ke titik tersebut. Disampaikan pula ke ibu, ayah, ibu mertua, ayah mertua dan keluarganya yang ada di Tegal dan Pati.

Selain itu, Udin menyampaikan terima kasihnya kepada tetangga-tetangga yang ada di Sambisari dan Condongcatur. Kepada istri dan ketiga anaknya, ia berharap terus bisa bekerja sama dalam membangun keluarga sakinah, mawadah, warohmah. "Semoga kita tetap bisa bersinergi dunia akhirat," kata Prof Udin, menutup. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement