Sabtu 08 Aug 2020 15:53 WIB

Motivasi Daerah Lain, Mentan Dorong olahan Ubikayu di Babel

Mentan menyebut varietas ubikayu di Babel memiliki kandungan pati lebih tinggi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo lakukan peninjauan pengolahan komoditas ubikayu di PT BAA (Bangka Asindo Agri), sekaligus pelepasan ekspor turunan sawit berupa cangkang sawit ke Jepang, Sabtu (8/8).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo lakukan peninjauan pengolahan komoditas ubikayu di PT BAA (Bangka Asindo Agri), sekaligus pelepasan ekspor turunan sawit berupa cangkang sawit ke Jepang, Sabtu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo lakukan peninjauan pengolahan komoditas ubikayu di PT BAA (Bangka Asindo Agri), sekaligus pelepasan ekspor turunan sawit berupa cangkang sawit ke Jepang, Sabtu (8/8).

Mengulas komoditas ubikayu, Mentan menyebutkan bahwa ubikayu beserta olahan turunannya, seperti mie, dapat menjadi pendorong perekonomian dan sumber ketahanan pangan negara. 

"Kita punya tepung, sagu dan tapioka itu, kemudian sekarang sudah masuk kepada mie. Dimana mie itu kan menjadi pilihan-pilihan makanan orang Indonesia. Dan kita berharap memang menjadi kekuatan Indonesia ke depan." sebut Mentan.

Varietas ubikayu casesa yang dihasilkan dari daerah provinsi Bangka Belitung diketahui memiliki provitas 25 hingga 28 ton per ha dengan kandungan pati 25 sampai 27 persen lebih tinggi dari yang dihasilkan daerah lain. 

PT BAA membutuhkan bahan baku ubikayu dengan kapasitas 400 ton perharinya untuk menghasilkan berupa tepung tapioka, dan di perusahaan tersebut mengolah komoditas sagu yang hasilkan mie sagu. 

Masyarakat di provinsi Bangka Belitung memiliki areal luasan kebun singkong yang cukup luas. Dari luasan sekitar 15 ribu ha kebun singkong rakyat dapat menghasilkan pasokan untuk 5 pabrik tapioka yang ada di provinsi tersebut Babel, dan tiga diantaranya berproduksi skala besar.

Membahas ekspor perdana cangkang sawit, pada kesempatan yang sama Mentan secara simbolis melepas 10 ribu ton cangkang sawit milik PT Bumi Agri Sejahtera senilai Rp. 1,1 miliar ke negara Jepang. 

"Hari ini juga limbah sawit kita yang namanya cangkang sawit itu kita ekspor. Oleh karena itu tidak ada yang terbuang lagi percuma. Dan ini tentu kerja luar biasa masyarakat Babel, pak Gubernur dengan jajaran, didukung yang lain," ujar Mentan.

Mentan mengungkapkan optimismenya jika sinergitas dilakukan secara bersama-sama untuk sektor pertanian, niscaya masyarakat dapat dengan mudah menghadapi segala rintangan keadaan, termasuk menghadapi pandemi. 

"Jika semua ini kita lakukan, kita bisa tenang menghadapi situasi apapun, termasuk dampak dari covid 19, orang Babel mengenergi propinsi lain" tegas Mentan.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali jamil menambahkan setelah lada, sawit, karet dan lidi nipah maka cangkang sawit menambah deret ragam komoditas unggulan ekspor baru asal Babel. 

Jamil mengajak para pelaku usaha juga memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian untuk melakukan hilirasi produk pertanian.

“Kedepan produk yang diekspor harus barang jadi, minimal setengah jadi agar makin banyak nilai tambah yang dapat diraih petani dan masyarakat,” pungkas Jamil. 

Menurut data Badan Pusat Statistik pada kuartal II-2020, sektor pertanian tumbuh paling kencang di masa pandemi yakni sebesar 16,24 persen. Tercatat pertanian yang menyumbang pertumbuhan positif tertinggi.

“Ini berkat kerja keras, kerja bersama dan kerja dengan cara berpikir yang sinergis dari seluruh insan pertanian baik di pusat, daerah, pelaku usaha dan juga petani, saya memberikan apresiasi yang tinggi,” tutur Mentan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement