Sabtu 08 Aug 2020 09:17 WIB

Mission Impossible the Blues

Chelsea membutuhkan keajaiban untuk mencetak tiga gol atau lebih di kandang Muenchen.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Bayern Muenchen menggebuk Chelsea 3-0 dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions, di Stamford Bridge, Rabu (26/2) dini hari WIB.
Foto: EPA
Bayern Muenchen menggebuk Chelsea 3-0 dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions, di Stamford Bridge, Rabu (26/2) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea hanya punya sedikit harapan untuk bisa melaju ke perempat final Liga Champions musim ini. Pasalnya, the Blues sebelumnya tumbang tiga gol tanpa balas oleh Bayern Muenchen pada leg pertama babak 16 besar.

Sampai saat ini, belum ada satu tim pun dalam sejarah Liga Champions maupun Liga Europa, yang gugur setelah menang tiga gol atau lebih dalam laga tandang. Oleh karena itu, kunjungan skuat asuhan Frank Lampard ke Allianz Arena, markas Muenchen, pada Ahad (9/8), menjadi mission impossible.

Defisit tiga gol yang harus dikejar bukan satu-satunya persoalan bagi klub asal London tersebut. Faktor internal tim juga sedang terganggu, usai kekalahan pada final Piala FA saat melawan Arsenal di Wembley. Belum lagi, persoalan cedera juga membuat Lampard pusing.

Christian Pulisic, yang menjadi andalan Chelsea musim ini mengalami cedera hamstring saat final Piala FA. Begitu pula Cesar Azpilicueta dan Pedro yang harus tumbang gara-gara bertanding di Wembley. N'Golo Kante, Willian, dan Ruben Loftus-Cheek, pun sudah absen lebih dulu ketika berhadapan dengan the Gunners.

Oleh karena itu, Chelsea membutuhkan keajaiban untuk mencetak tiga gol atau lebih ke gawang tim yang belum merasakan kekalahan atau imbang di Liga Champions musim ini. Lampard pun minta pemainnya pergi ke Jerman dengan kebanggaan dan tak mempedulikan skor yang sudah terjadi.

''Kami tahu tertinggal 3-0 dari Muenchen. Itu sangat jelas kami berada di posisi yang buruk di leg kedua. Pertunjukan karakter adalah satu-satunya yang bisa kami lakukan,'' ujar Lampard dikutip dari BBC, Jumat (7/8).

Namun, Muenchen semestinya bukan lawan menakutkan bagi Lampard. Pada pertemuan pertama antara Chelsea dan Muenchen di Liga Champions 2004/2005, Chelsea tampil superior. Lampard mencetak dua gol dalam kemenangan Chelsea 4-2 di kandang. Lalu kembali menjebol gawang the Bavarians di markas lawan dengan kemenangan 3-2. Lampard juga tak mungkin lupa rasanya bisa mengangkat trofi Liga Champions pada 2012, di hadapan pendukung Muenchen, dalam stadion yang masih bernama FuBball Arena Muenchen.

Lampard pernah menyatakan, usai dibantai Robert Lewandowski dkk di Stamford Bridge, menjadi pelajaran berharga bagi skuat mudanya. Ia pun saat itu mengakui kalau timnya kalah kelas dan pengalaman dari pemain Muenchen. Tapi itu Februari lalu, ketika pencetak gol terbanyak di Chelsea baru ditunjuk sebagai juru taktik Chelsea. Kini, Lampard sudah setahun menukangi Chelsea dan berhasil membawa timnya lolos ke Liga Champions musim depan dan final Piala FA dengan skuat seadanya, efek dari larangan transfer musim lalu.

''Pemain Chelsea harus menggunakan itu (kekalahan leg pertama) sebagai aspek positif. Apa yang mereka butuhkan adalah memahami level dari Liga Champions,'' tegas Lampard.

Di sisi lain, tak diragukan lagi Muenchen sudah menatap babak perempat final, dengan menunggu pemenang antara Barcelona atau Napoli. Skuat asuhan Hansi Flick itu pun masih tetap menjadi favorit di leg kedua. Namun Muenchen punya target mengembalikan kebugaran pemain, yang sudah tidak tampil dalam lebih dari sebulan pada laga kompetitif. Pertandingan terakhir Muenchen yaitu final DFB-Pokal melawan Bayer Leverkusen pada 4 Juli.

Skuat FC Hollywood kala itu menang 4-2 atas Leverkusen untuk mengangkat trofi DFB-Pokal, setelah sebelumnya memastikan juara Bundesliga Jerman. Sementara terakhir kali pemain Muenchen beraksi ketika mengalahkan Olympique Marseille 1-0 dalam ajang Audi Football Summit. ''Kami akan fokus ke Chelsea,'' kata Flick dikutip dari DW.

Performa Muenchen memang kian membaik usai Hansi Flick menggantikan Niko Kovac dengan 16 kemenangan beruntun di kompetisi domestik. Flick pun kini menargetkan bisa menjadi pelatih ketiga yang bisa menjuarai Liga Champions dalam lima pertandingan pertamanya di kompetisi tersebut, setelah Fabio Capello dan Luis Fernandez.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement