REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki dan Azerbaijan pada Kamis melanjutkan latihan militer bersama dengan partisipasi pasukan angkatan udara dan darat mereka setelah serangan Armenia baru-baru ini di perbatasan Azerbaijan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan mengatakan tahap berikutnya dari perjanjian kerja sama militer bilateral adalah melakukan "latihan taktis bersama skala besar".
Kedua militer melakukan berbagai pelatihan dan misi tempur menggunakan kendaraan lapis baja dan helikopter.
Kementerian Azerbaijan juga membagikan rekaman video latihan tersebut.
Latihan yang dimulai sejak 29 Juli itu digelar di ibu kota Baku, dan wilayah Nakhchivan - wilayah otonom Azerbaijan yang berbatasan dengan Turki - dengan artileri, kendaraan lapis baja, dan mortir yang menyerang sasaran simulasi.
Latihan udara yang melibatkan jet dan helikopter akan berlanjut di Baku, Nakhchivan, Ganja, Kurdamir dan Yevlakh hingga 10 Agustus.
Otoritas Azerbaijan berulang kali memuji dukungan Turki "pada masa-masa sulit". Bulan lalu, Armenia menyerang pasukan Azerbaijan di wilayah perbatasan barat laut Tovuz.
Setidaknya 12 tentara Azerbaijan - termasuk seorang mayor jenderal dan seorang kolonel - tewas, dan empat tentara lainnya terluka. Seorang warga Azerbaijan berusia 76 tahun juga tewas.
Azerbaijan menuduh Armenia melakukan tindakan "provokatif", sementara Ankara memperingatkan Yerevan bahwa mereka tidak akan ragu untuk melawan segala jenis serangan terhadap Azerbaijan.
Kedua negara itu telah lama berkonflik karena memperebutkan wilayah Upper Karabakh.
Upper Karabakh atau Nagorno-Karabakh adalah wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional, tetapi diduduki secara ilegal oleh Armenia sejak 1991 melalui agresi militer.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB menuntut penarikan pasukan Armenia dari Upper Karabakah dan tujuh wilayah pendudukan lainnya di Azerbaijan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
