Jumat 07 Aug 2020 10:44 WIB

Qatar Diduga Biayai Pengiriman Senjata untuk Hizbullah

Fox News baru-baru ini melaporkan dugaan Qatar yang mendanai Hizbullah

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
Milisi Hizbullah di Lebanon. Fox News baru-baru ini melaporkan dugaan Qatar yang mendanai Hizbullah. Ilustrasi.
Foto: yalibnan.com
Milisi Hizbullah di Lebanon. Fox News baru-baru ini melaporkan dugaan Qatar yang mendanai Hizbullah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, QATAR -- Situs berita Amerika, Fox News, baru-baru ini melaporkan dugaan Qatar yang mendanai pengiriman senjata ke Hizbullah pada 2017 lalu. Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang kontraktor swasta di bisnis pengadaan senjata Qatar.

Arab News yang mengutip Fox News pada Kamis (6/8) menyebut kontraktor itu menyebut anggota keluarga kerajaan Qatar juga diduga memberikan izin pengiriman perangkat keras militer ke Hizbullah di Lebanon pada 2017.

Baca Juga

Duta Besar Qatar untuk Belgia dan NATO, Abdulrahman bin Mohammed Sulaiman Al-Khulaifi, disebut-sebut membayar kontraktor keamanan swasta terkait lebih dari USD 890 ribu (Rp 12,9 miliar). Dana itu, menurut laporan, untuk menutupi peran rezim Qatar dalam memasok uang dan senjata ke Hizbullah.

Kontraktor swasta yang disebut sebagai Jason G itu juga membeberkan pertemuan di Brussel pada tahun lalu. Mengutip perkataan Al-Khulaifi, dia mengatakan "Orang Yahudi adalah musuh kita".

Jason G. mengklaim bahwa ia merambah bisnis pengadaan senjata Qatar sebagai bagian dari operasi sengatan dengan tujuan untuk menghentikan Qatar. Utamanya menghentikan Qatar untuk mendanai para ekstremis.

Informasi baru tentang Qatar yang diduga mendanai organisasi teroris Hizbullah menimbulkan keraguan baru tentang kemitraan anti-teror Doha dengan AS.

Menurut berkas tersebut, dua badan amal Qatar juga memberikan uang tunai kepada Hizbullah di Beirut dengan dalih makanan dan obat-obatan. Badan amal itu dinamai Asosiasi Amal Sheikh Eid Bin Mohammad Al Thani dan Yayasan Pendidikan Di Atas Semua, kata laporan itu.

Laporan Jason G dipandang relevan dan otentik oleh pejabat tinggi intelijen Jerman. Bahkan, seorang anggota Parlemen Inggris yang melacak keuangan teror mengatakan kepada Fox News bahwa perilaku rezim Qatar "keterlaluan" sehingga pemerintah Inggris dan Belgia dituntut "harus bertindak tegas".

Sebagai informasi, kelompok Hizbullah di Lebanon terdaftar sebagai kelompok teroris oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi. Organisasi itu diklaim merupakan milisi Syiah proksi Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement