Jumat 07 Aug 2020 02:54 WIB

Sepi Pengunjung, Taman Jurug Gelar Lomba Mancing

Setelah ditutup selama tiga bulan, TSTJ kembali dibuka pada 19 Juni 2020.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolandha
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh warga yang akan memasuki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020). Kebun binatang TSTJ akan dibuka kembali pada 19 Juni 2020 dan menerapkan aturan normal baru sesuai protokol kesehatan yaitu salah satunya dengan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan
Foto: ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh warga yang akan memasuki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020). Kebun binatang TSTJ akan dibuka kembali pada 19 Juni 2020 dan menerapkan aturan normal baru sesuai protokol kesehatan yaitu salah satunya dengan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Manajemen Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Kota Solo melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung di masa transisi kenormalan baru (new normal) dari pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menggelar lomba memancing.

Sejak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menetapkan wilayahnya sebagai kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 pada Maret 2020, TSTJ ditutup untuk kunjungan wisata. Setelah ditutup selama tiga bulan, TSTJ kembali dibuka pada 19 Juni 2020.

Namun, Pemkot telah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang telah diperpanjang beberapa kali yang berisi larangan anak-anak berusia di bawah 15 tahun mengunjungi pusat perbelanjaan, pasar tradisional, tempat bermain, taman cerdas, dan lokasi wisata. Alhasil, TSTJ sepi pengunjung karena selama ini pengunjungnya sebagian besar anak-anak

Direktur Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, setelah dibuka kembali pada 19 Juni 2020, jumlah pengunjung jauh di bawah target. Manajemen menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 1.000 orang per hari yang dibagi menjadi dua sesi. Rinciannya, 500 orang untuk sesi pagi, dan 500 orang sesi siang. Namun, realisasi jumlah pengunjung di bawah 100 orang per hari.

"Sejak dibuka lagi, jumlah pengunjung rata-rata hanya 70 orang per hari," kata Bimo saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/8).

Sejak beberapa waktu lalu, TSTJ melakukan terobosan dengan program pemancingan ikan di telaga yang ada di tengah-tengah area kebun binatang. Lokasi telaga dikelilingi pepohonan dan kandang-kandang satwa. Sehingga menjadi daya tarik bagi para pemancing. Di telaga tersebut terdapat ikan nila, lele dan ikan kuthuk. "Kegiatan memancing rutin rata-rata juga 50 orang per hari," imbuhnya.

Untuk mendongkrak jumlah pengunjung, TSTJ akan menggelar Lomba Mancing Ikan Lele di telaga Jurug pada Ahad (16/8) pekan depan. Hadiah yang disiapkan berupa uang tunai totalnya Rp 3,5 juta.

"Untuk lomba mancing kami akan menyebar 300 kilogram ikan lele di telaga. Lomba mancing kami batasi maksimal 200 peserta dengan protokol kesehatan," papar Bimo.

Harga tiket untuk mengikuti lomba mancing dibanderol Rp 100 ribu. Peserta akan mendapatkan bonus masker dan minuman isotonik. Peserta yang boleh mendaftar berusia 15-60 tahun. Peserta diwajibkan memakai masker dan memiliki suhu badan di bawah 37,3 derajat Celsius.

Sebelumnya, TSTJ juga membuat terobosan gowes di Jurug bagi para pesepeda sejak 19 Juli 2020. Pesepeda bisa berkeliling Taman Jurug dengan sepeda masing-masing. Tiketnya sama dengan memancing rutin sebesar Rp 25 ribu.

Dalam memasuki transisi kebiasaan baru, TSTJ telah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mulai dari pintu masuk pengunjung diminta mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan penyanitasi tangan (hand sanitizer). Kemudian masuk bilik antiseptik dan dicek suhu tubuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement