Jumat 07 Aug 2020 00:32 WIB

Pariwisata Bali akan Dibuka Bertahap

Bali akan membuka diri ke wisatawan asing mulai September 2020.

Wisatawan domestik menggunakan masker saat liburan Idul Adha 1441H di masa Adaptasi Kebiasaan Baru tahap II di obyek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Sabtu (1/8/2020). Obyek wisata tersebut mulai dikunjungi wisatawan dari luar Pulau Bali dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 meskipun jumlahnya masih sedikit.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan domestik menggunakan masker saat liburan Idul Adha 1441H di masa Adaptasi Kebiasaan Baru tahap II di obyek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Sabtu (1/8/2020). Obyek wisata tersebut mulai dikunjungi wisatawan dari luar Pulau Bali dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 meskipun jumlahnya masih sedikit.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pariwisata di daerah setempat dalam masa pandemi Covid-19 ini akan dibuka secara bertahap. Pariwisata juga akan dibatasi untuk kawasan tertentu.

"Tidak semua kawasan akan dibuka, hanya yang telah secara baik menjalankan protokol kesehatanlah yang kita buka, itupun dengan sertifikasi dari pemerintah daerah," kata Wagub Bali saat menerima jajaran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia dan Indonesia National Air Carrier Association (INACA), di Denpasar, Kamis (6/8).

Baca Juga

Menurut dia, Pemprov Bali telah mengeluarkan pedoman protokol kesehatan untuk 14 sektor. Panduan ini ditambah pula ketentuan khusus di sektor pariwisata melalui SOP-nya masing-masing.

"Kami cukup bangga, teman-teman pelaku pariwisata yang belum siap secara jujur menyatakan belum siap. Keterlibatan masyarakat juga sampai sekarang masih disiplin. Desa adat bahkan membuat sanksi tersendiri terkait protokol kesehatan," ucap pria yang akrab dipanggil Cok Ace itu.

Penerapan SOP protokol kesehatan tersebut, tambah dia, adalah hal yang akan dikedepankan dalam "promosi" Bali terutama setelah pembukaan pintu wisatawan domestik mulai 31 Juli 2020 dan jelang pembukaan untuk wisatawan mancanegara pada 11 September 2020.

"Selain protokol kesehatan, untuk karyawan hotel misalnya kita laksanakan tes secara berkala. Mudah-mudahan tidak ada halangan sehingga 11 September pintu wisman ke Bali bisa dibuka. Selain tentu saja menunggu regulasi pemerintah pusat dan negara lain untuk pembukaan penerbangan," ujarnya.

Dalam sebuah jajak pendapat secara virtual melalui webinar-webinar, Cok Ace juga menyebut calon wisatawan dari berbagai negara menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk berkunjung ke Bali. Bahkan hingga mencapai angka 80 persen.

Pihaknya juga bersyukur penyebaran Covid-19 di Bali tidak separah daerah lain di Indonesia. "Statistik dua minggu terakhir tingkat kesembuhan hampir 87 persen, Sedangkan tingkat kematian hanya 1 persen. Artinya juga grafik kesembuhan kami di Bali posisinya masuk fase recovery, dimana jauh lebih banyak yang sembuh," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Di kesempatan yang sama, Ketua umum PHRI Pusat Hariyadi Sukamdani menyebut momentum saat ini adalah dimulainya kampanye traveling sehat guna mendukung dibukanya Bali. "Kampanye ini kami lakukan pertama kali di Bali. Namun ini juga hendaknya tidak pada wacana mengajak masyarakat secara masif untuk mulai bepergian, tetapi pada wacana sebagai traveling sehat, sesuai protokol kesehatan sebagai 'produk' yang akan dijual," katanya.

"Tren yang mulai naik ini adalah kampanye dan merupakan paket menarik untuk masyarakat," ucap Hariyadi.

Sementara itu, Ketua INACA Denon Wiraatmadja meminta kalangan media bisa membantu menyaring berita yang bersifat hoaks mengenai Covis-19 untuk menghindari gagalnya upaya bersama untuk pemulihan. "Kami akan buat program yang lebih konkret untuk kembali percaya pada keamanan transportasi udara atau penerbangan kita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement