Kamis 06 Aug 2020 20:55 WIB

RSUD Kota Bogor Datangkan Alat PCR

Alat PCR segera dioperasikan jika izinnya sudah disetujui Pemprov Jabar.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andi Nur Aminah
Alat PCR. Ilustrasi
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Alat PCR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor akhirnya mendatangkan alat polymerase chain reaction (PCR). Alat itu, akan segera beroperasi usai pengajuan izinnya disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). "PCR itu izinnya masih diurus. Jadi yang penting alatnya datang dulu," kata Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir di Kota Bogor, Kamis (6/8).

Dalam proses pengajuan itu, Ilham menguraikan, nanti Pemprov Jabar akan melakukan penilaian kelayakan PCR itu. Bila layak, Ilham menjelaskan, RSUD Kota Bogor dapat segera mengoperasikan alat tersebut.

Baca Juga

Sembari menunggu proses perizinan, Ilham menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu meresmikan Laboratorium PCR di RSUD. Peresmian itu, akan dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun RSUD Kota Bogor yang jatuh pada 7 Agustus 2020. "Mudah-mudahan secepatnya dapat beroperasi. Karena (PCR) ini kebutuhan," jelasnya.

Ilham menjelaskan, PCR itu mampu mempercepat uji spesimen Covid-19 di Kota Bogor yang sedang mengalami peningkatan kasus positif Covid-19. Sebab, secara kapasitas, PCR tersebut dapat memeriksa sebanyak 300 sampel per hari. "Satu alat 98 sampel kali tiga lah. Jadi sehari itu bisa 200 sampai 300 sampel. Jadi sangat mempercepat uji," kata dia.

Seperti diketahui, rencana membeli PCR telah muncul sejak Juni 2020. Waktu itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, telah meminta RSUD Kota Bogor agar dapat membeli alat PCR. Sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, Bima menjelaskan, sepantasnya RSUD dapat melakukan uji sendiri. "Sedang dilakukan prosesnya (membeli PCR) melalui pengadaan oleh RSUD tapi kapasitasnya terbatas," kata Bima.

Selain itu, Bima menyatakan, pihaknya terus berupaya untuk memperbanyak uji swab. Meskipun, Bima mengakui, uji Covid-19 yang massif memiliki konsekuensi untuk menyiapkan tempat isolasi. Sebab, semakin banyak orang yang diuji, semakin banyak pula kasus baru ditemukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement