Kamis 06 Aug 2020 18:05 WIB

Prefektur Jepang Umumkan Darurat Regional Covid-19

Pemerintah daerah di Jepang meminta warganya membatasi pergerakan untuk menahan Covid

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pejalan kaki yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat pusat perbelanjaan komunitas mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID-19 ). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.
Foto: EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA
Pejalan kaki yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat pusat perbelanjaan komunitas mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID-19 ). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Gubernur Prefektur Aichi, Jepang mengumumkan 'masa darurat regional'. Dengan status ini, pemerintah daerah meminta warga membatasi pergerakan mereka demi menahan laju penyebaran virus corona.

Pada Kamis (6/8), Gubernur Hideaki Ohmura meminta semua toko ditutup atau ditutup lebih awal. Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah pada malam hari.

Baca Juga

Langkah itu akan terus berlanjut hingga 24 Agustus yang bertepatan dengan hari libur Obon, di mana sekolah-sekolah dan kantor ditutup. Ibu kota Prefektur Aichi adalah Nagoya, lokasi kantor pusat perusahaan otomotif raksasa Toyota Motor Corp.

Ohmura mengatakan sejak pertengahan bulan Juli angka kasus infeksi virus corona di Aichi meningkat menjadi 100 kasus lebih per hari. Padahal, selama beberapa waktu angka kasus harian di prefektur itu sempat nol.

Peraturan pembatasan sosial dan penutupan aktivitas ekonomi yang pemerintah pusat Jepang terapkan bulan April lalu sudah dicabut secara perlahan-lahan. Sejauh ini, Negeri Sakura mengkonfirmasi hampir 42.700 kasus infeksi dan 1.000 kasus kematian. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement