Kamis 06 Aug 2020 15:47 WIB

Kisah Pengantin Lebanon yang Selamat dari Ledakan

Sepasang pengantin di Lebanon selamat ketika ledakan terjadi di hari pernikahannya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Pemadam kebakaran berusaha memadamkan api setelah terjadinya ledakan besar di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8). EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pemadam kebakaran berusaha memadamkan api setelah terjadinya ledakan besar di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8). EPA-EFE/WAEL HAMZEH

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita dengan gaun pernikahan berwarna putih sedang tersenyum bahagia untuk menyambut hari bahagianya. Namun senyum itu berubah menjadi kepanikan ketika terdengar suara ledakan yang sangat besar di pelabuhan Beirut, Lebanon.

Pengantin perempuan itu adalah Israa Seblani (29 tahun) yang bekerja sebagai seorang dokter di Amerika Serikat (AS). Setelah ledakan, Seblani membantu memeriksa orang-orang di sekitarnya yang mengalami luka-luka sebelum melarikan diri dari alun-alun Saifi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga

Ketika ledakan terjadi, Seblani sedang membuat video pernikahan bersama dengan suaminya, Ahmad Subeih (34 tahun) yang merupakan pengusaha di Beirut. Rekaman video pernikahan Seblani dan Subeih menangkap momen ketika ledakan mengguncang ibu kota Lebanon pada Selasa (4/8), yang menewaskan 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya. Sehari setelah ledakan, Seblani dan suaminya masih memikirkan kejadian yang mereka alami.

"Saya telah mempersiapkan hari besar saya selama dua pekan dan saya sangat bahagia seperti gadis-gadis lainnya yang akan menikah. Ketika ledakan terjadi, saya tidak bisa berkata apa-apa, saya terkejut dan bertanya-tanya apa yang terjadi, apakah saya akan mati?" ujar Seblani yang tiba di Beirut tiga pekan sebelumnya untuk mempersiapkan pernikahannya.

Kaca-kaca hotel tempat Seblani menginap telah pecah dan berserakan di lantai, bersama dengan sisa-sisa rangkaian bunga yang menghiasi meja perjamuan untuk resepsi pernikahannya. Setelah ledakan, Seblani dan suaminya mencoba untuk menenangkan diri dan melanjutkan resepsi pernikahannya.

"Suami saya meminta untuk melanjutkan, resepsi pernikahan ini tidak bisa dihentikan. Saya berusaha untuk terlihat baik-baik saya meski sebenarnya masih terguncang. Lalu kami pergi makan malam bersama," kata Seblani.

Seblani mengaku tidak pernah mendengar suara ledakan yang sangat besar seperti ini sebelumnya. Dia sangat sedih dengan kondisi Beirut setelah ledakan. Semua bangunan porak poranda dan banyak orang yang mengalami luka-luka. Namun di sisi lain, Seblani bersyukur karena dia dan suaminya serta keluarganya masih hidup dan dalam kondisi baik-baik saja.

"Ketika saya bangun dan melihat kerusakan yang terjadi di Beirut, satu hal yang saya katakan adalah alhamdulillah kami masih hidup," kata Seblani.

Dia masih mencoba menemukan kegembiraan dalam pernikahan yang telah disiapkan cukup lama. Dia mengatakan hari pernikahannya telah diwarnai oleh peristiwa mencengangkan yang menimbulkan banyak kerusakan dan memakan banyak korban. Seblani sangat bersyukur karena Tuhan masih melindungi dirinya, suami beserta keluarganya, termasuk fotografer yang mengambil video pernikahannya.

"Ini membuat saya optimistis untuk menjaga kebahagiaan saya saat datang ke sini untuk merayakan pernikahan kami," ujar Seblani.

Subeih memasuki hotel yang telah porak poranda pada Rabu (5/8) untuk mengambil barang-barang dan paspornya. Dia sedang menunggu visa ke AS agar bisa menjalani kehidupan rumah tangga bersama istrinya. Menurutnya, dengan kondisi seperti ini tinggal di Lebanon bukan menjadi pilihan utama.

Ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut diduga berasal dari gudang yang berisi bahan-bahan peledak. Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun di pelabuhan itu tanpa dilengkapi dengan keamanan yang memadai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement