Kamis 06 Aug 2020 15:43 WIB

Masjid Ottoman Abad ke-16 di Yunani Dirusak

Masjid Ottoman itu kini tidak lagi berfungsi sebagai masjid.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Ottoman Abad ke-16 di Yunani Dirusak. Ilustrasi
Foto: Republika/Mardiah
Masjid Ottoman Abad ke-16 di Yunani Dirusak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIKALA -- Sebuah masjid bersejarah yang berasal dari abad ke-16 pada periode Ottoman di kota Trikala, Yunani, diserang oleh sekelompok orang tak dikenal dengan batu-batu, Selasa (4/8). Menurut laporan media lokal, jendela di pintu masuk Masjid Kursunlu tersebut rusak akibat dalam serangan tersebut.

Sebelumnya, masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Osman Shah itu pernah diserang bulan lalu. Dilansir di Daily Sabah, Kamis (6/8), penyerangan masjid itu disebut sebagai pembalasan atas keputusan Turki mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid.

Baca Juga

Masjid Kursunlu ini merupakan masjid yang dirancang oleh arsitek kekaisaran Ottoman yang terkenal di masanya, Mimar Sinan. Masjid ini adalah satu-satunya masjid yang dirancang Sinan di Yunani. Masjid tersebut dibuka pada 1570, dan merupakan masjid utama di Trikala selama pemerintahan Ottoman.

Sesuai dengan namanya pula, pembangunan masjid ini diperintahkan oleh Osman Shah, yang juga dikenal sebagai Kara Osman Pasha, yang merupakan putra dari salah satu putri Sultan Selim I. Osman Shah pernah tinggal di Trikala sebagai gubernur atau sanjak di provinsi tersebut untuk waktu yang lama.

Kota Trikala kehilangan banyak bangunan Ottoman dan abad pertengahan pada awal abad ke-20. Terutama, setelah kota itu dibangun kembali agar sesuai dengan rencana kota modern pada 1930-an.

Karena itu, Masjid Osman Shah merupakan satu-satunya masjid yang masih berdiri di kota Trikala dari setidaknya delapan masjid yang dilaporkan oleh penjelajah Ottoman Evliya Celebi dalam tulisannya. Namun demikian, masjid ini tidak lagi digunakan untuk beribadah. Kini, masjid Osman Shah berfungsi sebagai tempat untuk acara-acara kecil dan merupakan bagian dari situs UNESCO yang dilindungi.

Bulan lalu, Turki mengecam pernyataan dan tindakan Yunani yang menentang langkah untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid setelah sholat pertama kali digelar lagi di ikon Istanbul itu. Sementara itu, hubungan antara Ankara dan Athena sendiri memang kurang bagus dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan meningkat lantaran Hagia Sophia dan masalah kekayaan energi di Mediterania Timur.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan apa yang terjadi di Istanbul bukan unjuk kekuatan, tetapi bukti kelemahan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, mengatakan reaksi terhadap pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid mengungkapkan permusuhan Yunani terhadap Islam dan Turki.

Di sisi lain, Aksoy juga mengecam keras pembakaran bendera Turki di Thessaloniki dan menuduh pemerintah Yunani serta parlemennya memprovokasi publik dengan pernyataan yang bernada permusuhan. Hagia Sophia, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO, awalnya merupakan katedral utama Kekaisaran Byzantium. Hingga penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman, mengubah fungsi bangunan itu menjadi masjid pada 1453.

Pengadilan administratif tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 mengatakan Hagia Sophia, yang berfungsi sebagai museum selama 86 tahun, terdaftar dalam akta properti sebagai masjid. Dengan demikian, memungkinkan Ankara untuk mengubah statusnya kembali menjadi masjid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement