Kamis 06 Aug 2020 15:36 WIB

Kolaborasi Keuangan Syariah Bantu Kelompok Rentan Bangkit

Pandemi menambah tantangan masyarakat rentan atau menderita akibat bencana alam.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), PT Principal Asset Management (Principal), dan PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) bekerja sama meluncurkan kemitraan baru untuk mendukung pemulihan dampak pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (6/8).
Foto: Dok. UNDP
United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), PT Principal Asset Management (Principal), dan PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) bekerja sama meluncurkan kemitraan baru untuk mendukung pemulihan dampak pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), PT Principal Asset Management (Principal), dan PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) bekerja sama meluncurkan kemitraan baru untuk mendukung pemulihan dampak pandemi Covid-19. Fokus utama kolaborasi pada pembangunan ekonomi untuk masyarakat rentan di Indonesia.

Baca Juga

Kepala Perwakilan UNDP, Christophe Bahuet menyampaikan, pandemi Covid-19 memiliki dampak sosial ekonomi yang destruktif. Situasi ini menambah tantangan pemulihan dan pembangunan pada masyarakat yang rentan atau menderita dari bencana alam baru-baru ini.

"UNDP berkomitmen membantu membangun kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang yang terkena dampak. Inilah yang akan kita lakukan melalui kerangka kemitraan baru ini," kata Bahuet, Kamis (6/8).

Kemitraan ini merupakan bagian dari respons sosial-ekonomi UNDP terhadap Covid-19 di Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, mitra pembangunan, dan pemangku kepentingan lainnya. Kemitraan ini bertolak dari keberhasilan proyek UNDP-BAZNAS yang membangun lima pembangkit listrik mikrohidro bagi 4.000 penduduk miskin di daerah terpencil di Jambi.

Kemitraan yang ditandatangani hari ini, Kamis (6/8), di Principal Institute memungkinkan replikasi sinergi tersebut. Kolaborasi ini akan menyediakan program pemulihan bencana kepada sekitar 10 ribu orang di desa Sambil Elen, Lombok NTB dan Desa Tuva di Sulawesi Tengah.

Dengan akses ke energi, penduduk di desa-desa tersebut akan dapat mengolah komoditas lokal, seperti kopi, jambu mete, madu, dan karet, menjadi produk jadi untuk dijual. Proyek ini juga memungkinkan warga desa memperoleh keterampilan baru, yaitu meningkatkan produksi tanaman dan memelihara perkebunan untuk bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, yang berfokus pada komoditas lokal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement