Kamis 06 Aug 2020 12:17 WIB

Pembangunan Masjid 99 Kubah CPI di Makassar Dilanjutkan

Pemeriksaan konstruksi Masjid 99 CPI terus dijalankan.

Pembangunan Masjid 99 Kubah CPI di Makassar Dilanjutkan. Masjid 99 Kubah Makassar
Foto: Antara
Pembangunan Masjid 99 Kubah CPI di Makassar Dilanjutkan. Masjid 99 Kubah Makassar

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Hasil audit Tim Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar menyatakan konstruksi Masjid 99 Kubah Centre Point Of Indonesia (CPI) cukup aman sehingga pembangunan ikon baru Kota Makassar Sulawesi Selatan tersebut bisa dilanjutkan. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meminta lembaga independen melakukan audit terhadap konstruksi bangunan Masjid 99 Kubah CPI, yakni Center Of Technology Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.

Menurut Ketua Tim Audit Konstruksi Center of Technology Unhas, Rita Irmawaty menuturkan secara keseluruhan konstruksi dalam kondisi aman dan tidak ada masalah dalam penurunan struktur. Tapi dirinya tidak menampik beberapa bagian masjid perlu ada perbaikan yang sifatnya cacat struktur saja, bukan besar.

Baca Juga

“Hanya ada bocor di lantai dua, mungkin karena atap belum tertutup secara keseluruhan. Bahkan struktur masjid 99 kubah sendiri sangat aman karena duduk di atas tanah keras,” jelasnya, Rabu (6/8).

Hasil audit sementara Center Of Technology FT Unhas menghasilkan enam poin dan rekomendasi sebagai acuan untuk kembali melanjutkan pembangunan. Pertama, ditemukan cacat pada permukaan beton segregasi, colt joint, dan selimut beton tetapi dapat diperbaiki dengan metode patching yaitu menutup permukaan beton dengan mortar, sehingga tulangan terlindungi dengan selimut beton yang cukup.

Kedua, ditemukan beberapa kebocoran pada atap sehingga menyebabkan kerusakan pada plafond. Ketiga, hasil tes atas kekuatan beton, terdapat beberapa titik yang memiliki nilai yang rendah sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasitas struktur.

Keempat, pondasi memiliki kapasitas yang cukup untuk memikul bangunan masjid. Kelima, terdapat potensi penurunan jangka panjang pada sekitar lokasi tapak bangunan akibat tidak adanya perbaikan tanah untuk mempercepat penurunan sebagai akibat beban timbunan reklamasi.

Keenam, struktur lantai basement perlu memperhatikan pengaruh dari proses penurunan konsolidasi yang diperkirakan kisaran 20-30 sentimeter dalam jangka 10 tahun ke depan. Plt Kepala Inspektorat Sulsel Abel Rante mengutarakan pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil sikap.

“Tidak ada sama niat pemerintah mengabaikan pembangunan. Kami hati-hati agar tidak salah langkah, tidak mungkin ada pembiayaan tanpa ada perencanaan yang baik,” ujar Abel.

Setelah audit konstruksi selesai, pemerintah akan memiliki dasar untuk merencanakan kelanjutannya. “Prinsipnya, pemerintah tidak mungkin menelantarkan anggaran besar. Pimpinan dalam hal ini Pak Gubernur pasti berharap jangan sampai biaya yang dikeluarkan banyak tetapi tidak selesai karena ada masalah dalam hal konstruksi,” tambahnya.

Pemeriksaan konstruksi masih akan dijalankan, kini dari tim internal Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel. “Saya pikir, pak Gubernur tidak akan mungkin membiarkan pembangunan salah satu destinasi wisata religi ini sia-sia, toh ini untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk beribadah.” ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement