Rabu 05 Aug 2020 23:27 WIB

Di Antara Motif Israel untuk Serang dan Okupasi Lebanon

Israel beberapa kali melakukan serangan terhadap Lebanon.

Israel beberapa kali melakukan serangan terhadap Lebanon. Bendera Lebanon
Foto: Tangkapan layar Google
Israel beberapa kali melakukan serangan terhadap Lebanon. Bendera Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID,  Lebih dari seperempat konflik bersenjata di dunia terjadi karena perebutan sumber daya alam. Statistik ini akan meningkat di masa depan.

Demikian kurang lebih pernyataan yang sempat dilontarkan Boutros Boutros-Ghali pada pertengahan 1980-an, menteri pertahanan urusan luar negeri Mesir yang kemudian menjadi sekjen keenam PBB. Prediksi yang mendekati kenyataan pada masa kini. Pertumbuhan populasi yang tidak disertai dengan kecepatan menghasilkan energi membuat perebutan sumber daya menjadi akar konflik di banyak negara.

Baca Juga

Pada pertengahan abad ke-20, Israel mengirim tank dan pesawat tempurnya untuk menghalau buldoser milik Suriah yang berupaya membendung sungai Yordania. Kemudian, pada 2002 lalu saat Lebanon memompa air untuk diberikan ke Yordania, Israel juga menyiapkan serangkaian aksi.

Saat itu Timur Tengah dihebohkan dengan ditemukannya cadangan gas alam di bagian timur Laut Tengah. Penemuan ini bisa berarti rezeki nomplok bagi Israel dan Lebanon, dua negara yang miskin sumber daya alam. Atau, sebaliknya bisa jadi merupakan pemicu perang di antara mereka. 

Kedua pihak pun ancang-ancang untuk mengambil posisi agar dapat memanfaatkan sumber daya itu sebesar-besarnya. Israel sudah punya visi jauh ke depan untuk mengembangkan sumber daya gas.

Dua titik sumber gas itu, Tamar dan Dalit, baru saja ditemukan tahun lalu dan ditargetkan mulai berproduksi pada 2012. Sejumlah ahli memperkirakan gabungan cadangan gas alam dua lapangan itu sebesar 5,5 triliun kaki kubik atau dapat menutupi kebutuhan energi Israel selama dua dekade.

Koran Lebanon, Al-Safir, dalam sebuah laporannya yang diturunkan pada 2010 lalu mengungkapkan adanya cadangan minyak besar dan gas alam di pesisir Lebanon dan upaya Zionis Israel untuk mencuri sumber-sumber minyak itu.

Di tengah maraknya pemberitaan terkait serangan brutal Zionis Israel atas konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza, rezim ini juga merancang pencurian atas sumber-sumber minyak dan gas di pesisir perairan Lebanon. Upaya ini, sepeti ditulis Al-Safir, mendapat dukungan penuh dari sekutu utama mereka, Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan tersebut, sejumlah perusahaan Amerika Serikat  bersedia terlibat dalam pencurian sumber-sumber minyak dan gas di kawasan Lebanon. Salah satunya adalah Nobel Energy. Menurut laporan tersebut, ada kemungkinan besar bahwa ratusan miliar kubik minyak terdapat di pesisir Lebanon tersebut.

Sejumlah perusahaan minyak Israel dan Amerika Serikat, masih menurut laporan tersebut, diyakini tetap akan mengeruk sumber-sumber minyak dan gas itu tanpa mempedulikan posisinya yang termasuk dalam geografi Lebanon. Padahal, Israel sama sekali tidak mempunyai hak secuil apa pun menawarkan perusahaan lain untuk melakukan eksplorasi di wilayah Lebanon.

Dalam laporannya, Al-Safir juga mengungkapkan bahwa konspirasi kolektif Israel dan Amerika Serikat, semakin terkuak di hadapan publik. Rezim Zionis Israel tidak hanya berupaya menduduki sejumlah kawasan di Lebanon, seperti Sheba, Kfar Saba, dan Ghajar, tapi juga berambisi memperluas ekspansinya hingga kawasan perairan negara ini.

Amerika Serikat dituduing telah mengintervensi urusan internal Lebanon, bahkan memaksa Beirut supaya bersedia menandatangani perjanjian keamanan untuk menguasai instansi-instansi sensitif seperti badan intelijen negara ini. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement