Kamis 06 Aug 2020 00:51 WIB

Periode Juli 2020, Sumbar Alami Deflasi -0,14 Persen

Sumbar Alami Deflasi -0,14 Persen pada Juli 2020.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Periode Juli 2020, Sumbar Alami Deflasi -0,14 Persen. Foto: Deflasi (ilustrasi)
Periode Juli 2020, Sumbar Alami Deflasi -0,14 Persen. Foto: Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan pada periode Juli 2020, Sumbar mengalami deflasi sebesar -0,14 persen mounth to mounth (mtm). Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode Juni 2020 di mana Sumbar mengalami delasi -0,16 persen.

"Laju inflasi Sumatera Barat pada Juli 2020 tersebut tercatat berada di bawah realisasi nasional sebesar -0,10 persen (mtm) dan sama dengan realisasi Kawasan Sumatera sebesar -0,14 persen (mtm)," kata Wahyu, Selasa (4/8).

Baca Juga

Wahyu menambahkan secara tahunan pergerakan harga pada Juli 2020 di Sumatera Barat menunjukkan deflasi sebesar -0,46 persen year on year (yoy) lebih dalam dibandingkan realisasi inflasi Juni 2020 yang sebesar 0,18 persen (yoy). Nilai inflasi tahunan Sumatera Barat ini tercatat lebih rendah dari realisasi inflasi nasional sebesar 1,54 persen (yoy) dan dibandingkan realisasi Kawasan Sumatera sebesar 0,15 persen (yoy).

Secara tahun berjalan sampai Juli 2020 Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,30 persen (ytd) atau menurun dibandingkan Juni 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (ytd). Inflasi tahun berjalan ini berada di bawah realisasi inflasi nasional sebesar 0,98 persen (ytd) dan realisasi Kawasan Sumatera sebesar 0,50 persen (ytd).

Menurut Wahyu, deflasidi Sumbar pada Juli 2020 terutama berasal dari deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi dengan andil -0,14 persen (mtm) didorong oleh penurunan harga komoditas bawang merah, daging ayam ras dan ayam hidup dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,27 persen (mtm); -0,12 persen (mtm),dan -0,02 persen (mtm).  Penurunan harga komoditas bawang merah disebabkan oleh tercukupinya pasokan seiring masa panen yang masih berlangsung di Sumatera Barat.

Kemudian, daging ayam ras dan ayam hidup mengalami penurunan harga didorong oleh melimpahnya pasokan dengan adanya panen produksi dari peternak. Sementara itu, beberapa komoditas penyumbang inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen (mtm) serta ikan cakalang/ikan sisik, telur ayam ras, dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu yang menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,04 persen (mtm).

"Peningkatan harga komoditas pangan tersebut terutama didorong oleh peningkatan permintaan dan kurangnya pasokan di masyarakat," ujar Wahyu.

Kelompok lain yang turut menyumbang deflasi pada bulan Juli 2020 yaitu kelompok transportasi serta kelompok pendidikan dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,11 persen (mtm) dan -0,04 persen (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi terutama disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar -0,12 persen (mtm) didorong oleh penyesuaian tarif batas atas angkutan udara. Sementara itu deflasi pada kelompok pendidikan didorong oleh penurunan tarif bimbingan belajar dengan andil sebesar -0,04 persen (mtm) yang disebabkan oleh pemberian diskon dengan meningkatnya penerapan pembelajaran secara daring.

Di sisi lain, tekanan inflasi pada Juli 2020 berasal dari inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen (mtm) disebabkan oleh peningkatan harga emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen (mtm) seiring dengan fluktuasi harga emas dunia akibat ketidakpastian global akibat Pandemi covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement