Kamis 06 Aug 2020 05:28 WIB

5 Bahan Kimia yang Paling Mudah Meledak

Banyak bahan peledak yang sengaja disintesis di laboratorium.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Pandangan umum tentang pelabuhan yang hancur setelah ledakan besar di pusat kota Beirut, Lebanon, 05 Agustus 2020. Menurut laporan media, setidaknya 100 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka setelah ledakan, yang disebabkan oleh lebih dari 2.500 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang, menghancurkan area pelabuhan pada tanggal 4 Agustus.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pandangan umum tentang pelabuhan yang hancur setelah ledakan besar di pusat kota Beirut, Lebanon, 05 Agustus 2020. Menurut laporan media, setidaknya 100 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka setelah ledakan, yang disebabkan oleh lebih dari 2.500 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang, menghancurkan area pelabuhan pada tanggal 4 Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebanon dikejutkan dengan adanya 2.750 ton amonium nitrat yang meledak. Zar kimia ini disimpan di dalam sebuah gudang di Beirut setelah terjadi ledakan besar menewaskan lebih dari 100 orang. Senyawa kimia ini tidak hanya digunakan sebagai bahan pupuk tapi juga untuk meledakan tambang.

Secara sifat, amonium nitrat diklasifikasikan sebagai 'bahan energetik', yang menghasilkan panas saat terurai. Jika ada jumlah amonium nitrat yang cukup, amonium nitrat dapat menghasilkan panas yang cukup untuk terbakar dan menjaga api tetap menyala, tanpa perlu tambahan katalis dari luar  seperti nyala api.

Baca Juga

Ketika terbakar, amonium nitrat mengalami perubahan kimia yang mengarah pada produksi oksigen. Diketahui, oksigen adalah zat yang diperlukan untuk membuat  api untuk terus menyala dan menjadi lebih besar.

Saat memanas, bahan kimia dapat melebur menjadi satu, menciptakan segel atau steker. Ruang di belakang steker terus dipanaskan dan terbentuk gas. Gas panas mengembang, tetapi tidak dapat lolos atau terperangkap. Akhirnya, gas akan menembus segel dan kekuatan itu akan memicu ledakan.

Terlepas dari itu, ada banyak laboratorium di seluruh dunia yang merancang dan membuat bahan peledak untuk kepentingan dan pemakaian tertentu. Berikut adalah lima bahan kimia non-nuklir yang semuanya meledak melalui pelepasan gas yang cepat, dilansir di The Conversation, Rabu (5/8):

photo
Kaca pecah di luar toko-toko di Beirut Souk setelah ledakan besar di pusat kota Beirut, Lebanon, 05 Agustus 2020.  (EPA-EFE/WAEL HAMZEH)

TNT

Salah satu bahan kimia peledak yang paling umum dikenal adalah trinitrotoluene (TNT). Bahan peledak ini sering keliru dikenal sebagai dinamit. Kekeliruan ini mungkin dipicu oleh contoh-contoh membingungkan dalam budaya populer, seperti lagu TNT dari grup AC/DC dengan lirik seperti “I'm TNT. I'm dynamite,".

TNT adalah padatan kuning dan pertama kali diproduksi sebagai pewarna pada tahun 1863. TNT tidak meledak secara spontan dan sangat mudah dan nyaman untuk ditangani, sehingga sifat eksplosifnya hanya ditemukan sekitar 30 tahun kemudian oleh kimiawan Jerman Carl Häussermann pada tahun 1891.

TNT bahkan dapat dicairkan dan dituangkan ke dalam bejana. Namun, TNT akan meledak dengan bantuan sumber panas dan dengan kekuatan yang besar, karena kelompok nitro dalam molekul dengan cepat berubah menjadi gas nitrogen.

Ini membuatnya ideal untuk digunakan dalam penghancuran terkendali, di mana bahan peledak dapat ditanam dan diledakkan ketika direncanakan, misalnya oleh penambang. Ini menjadikannya bahan peledak yang relatif aman.

TNT juga digunakan sebagai ukuran standar untuk bom, sehingga ledakan bahan kimia lainnya sering diukur relatif terhadap TNT.

TATP

TATP adalah rumus kimiawi milik kelompok molekul bernama peroksida, yang mengandung ikatan oksigen-oksigen yang lemah dan tidak stabil. Peroksida tidak ditemukan di TNT. Ini berarti bahwa TATP jauh lebih tidak stabil dan lebih rentan meledak secara spontan.

Ledakan TATP diketahui sekitar 80 persen sekuat TNT, tetapi zat ini jauh lebih sulit untuk ditangani. Guncangan atau ketukan yang kuat sudah cukup untuk memicu ledakan, yang berarti cukup mudah untuk secara tidak sengaja meledakkan diri Anda dalam proses pembuatannya.

TATP juga telah menerima banyak perhatian media karena mudah dibuat dan telah secara teratur digunakan dalam bahan peledak improvisasi (IED) yang terkait dengan serangan teror seperti pemboman London 7/7 pada tahun 2005.

RDX

RDX adalah 'peledak nitrogen', yang berarti bahwa sifat peledaknya disebabkan oleh banyaknya ikatan nitrogen-nitrogen, bukan oksigen. Ikatan ini sangat tidak stabil, karena atom nitrogen selalu ingin bersatu untuk menghasilkan gas nitrogen karena ikatan rangkap dalam nitrogen sangat kuat dan stabil. Semakin banyak ikatan nitrogen-nitrogen yang dimiliki molekul, seperti RDX, biasanya semakin eksplosif.

Karena TNT tidak mengandung ikatan nitrogen-nitrogen yang tidak stabil, RDX bersifat lebih kuat. Namun, RDX sering dicampur dengan bahan kimia lain untuk menghasilkan efek yang berbeda, seperti membuatnya kurang sensitif dan kecil kemungkinannya meledak secara tak terduga. RDX juga biasa digunakan dalam pembongkaran bangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement