Kamis 06 Aug 2020 02:36 WIB

DKK Karanganyar Temukan 4 Balita Alami Gizi Buruk

Kasus gizi buruk empat balita tersebut dipicu oleh penyakit yang diderita si balita.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Seorang Ibu merawat anaknya yang didiagnosa menderita gizi buruk / Ilustrasi
Foto: ANTARA/WAHDI SEPTIAWAN
Seorang Ibu merawat anaknya yang didiagnosa menderita gizi buruk / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, menemukan empat kasus anak di bawah lima tahun (balita) mengalami gizi buruk. Data tersebut tercatat hingga akhir Februari 2020 saat kegiatan penimbangan serentak.

Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Karanganyar, Nuk Suwarni mengatakan, kasus gizi buruk empat balita tersebut dipicu oleh penyakit yang diderita si balita. Gizi buruk tersebut bukan disebabkan faktor ekonomi orang tua mereka. Sebab, orang tua mereka bisa memenuhi kebutuhan nutrisi balita tersebut.

"Empat balita itu menderita penyakit bawaan sehingga bobot badannya kurang. Seperti kelainan jantung," jelasnya kepada wartawan, Rabu (5/8).

Nuk membeberkan, berdasarkan parameternya, empat balita usia nol sampai lima tahun mengalami gizi buruk atau 1,3 persen dari total populasi 61.646 balita di Karanganyar. Angka tersebut membaik dibandingkan penimbangan serentak pada Agustus 2019 yang mencatat sebanyak 1,5 persen balita mengalami gizi buruk dari total 62.481 balita.

Dengan adanya temuan tersebut, DKK melalui petugas Posyandu melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan terhadap empat balita tersebut. PMT yang diberikan berupa telur, susu dan lainnya secara rutin per pekan maupun bulanan.

Nuk menambahkan, selama pandemi Covid-19, DKK Karanganyar melakukan berbagai penyesuaian kegiatan Posyandu. Kegiatan sosialisasi tentang tumbuh kembang anak yang biasanya disampaikan secara tatap muka dialihkan ke daring. Selain itu, kelas ibu dan balita dipindah ke grup perpesanan WhatsApp.

"Perkembangan anak harus terus diawasi dan diamati. Terkait asupan nutrisi dan panduan-panduannya disampaikan ke grup WhatsApp kelas ibu dan balita," imbuhnya.

Di samping itu, penyesuaian juga dilakukan terkait pemberian vitamin dan PMT. Demi menerapkan protokol kesehatan, vitamin dan PMT yang biasanya diberikan kepada anak di Posyandu, sekarang sudah tidak diberlakukan. Vitamin dan PMT diberikan kepada orang tua dalam bentuk kemasan. Nantinya, orang tua diminta meminumkan kepada anaknya di rumah masing-masing.

"Makanan gizi dikemas rapat agar bisa dibawa pulang. Tidak ada makan bersama di Posyandu. Setelah ditimbang langsung pulang," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement