Rabu 05 Aug 2020 16:32 WIB

UAS: Influencer Beri Pernyataan Berbahaya Mesti Ditertibkan

UAS menyayangkan influencer yang hanya mengejar viral.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
UAS: Influencer Beri Pernyataan Berbahaya Mesti Ditertibkan. Ustadz Abdul Somad (UAS).
Foto: Republika/Prayogi
UAS: Influencer Beri Pernyataan Berbahaya Mesti Ditertibkan. Ustadz Abdul Somad (UAS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Abdul Somad (UAS) menanggapi pernyataan-pernyataan kontroversial yang dilontarkan tokoh atau influencer di ruang publik. Sebagian pernyataan ini justru dianggap menimbulkan kekeliruan bagi masyarakat.

UAS memandang siapa pun yang mengutarakan pernyataan berbahaya di Indonesia sepatutnya ditertibkan. Indonesia ialah negara hukum yang mengatur tata hidup bermasyarakat, termasuk larangan provokasi dan berita bohong.

Baca Juga

"Negara kita adalah negara hukum. Siapa pun yang mengeluarkan pernyataan yang membahayakan masyarakat umum, maka mesti ditertibkan. Negara mesti hadir saat diperlukan," kata UAS pada Republika.co.id, Rabu (5/8).

UAS menjelaskan kadar berbahaya yang dimaksud di antaranya berbicara di depan umum tanpa kemampuan mumpuni. Sebab, dikhawatirkan masyarakat bakal mempercayai pernyataan itu untuk dijadikan pedoman.

 

"Karena ucapannya, lifestyle-nya menjadi acuan masyarakat umum. Musibah semakin parah ketika pernyataan figur publik ini menjadi dasar menetapkan kebenaran. Padahal, mereka tidak punya kapasitas keilmuan, etika, dan latar belakang yang abu-abu," ujar UAS.

UAS menerangkan dalam tradisi ranah Minangkabau ada yang disebut istilah tigo tungku sajarangan; tiga tumpuk batu yang dijadikan sebagai alas saat memasak. Tiga tungku inilah yang menahan panasnya api dan beratnya beban. Tiga tungku itu terdiri atas penghulu (ninik-mamak/pemerintah) (tokoh adat), alim ulama (tokoh agama), dan cadiak pandai (intelektual).

"Mereka orang-orang yang bertanggung jawab atas segala ucapan dan tindak tanduknya. Didulukan selangkah, ditinggikan seranting, batangnya tempat bersandar, daunnya tempat bernaung, akarnya tempat bersila," kata UAS.

UAS menyayangkan para tokoh publik ini berubah seiring didewakannya istilah viral. Sebagian tokoh publik dianggap hanya mengejar viral.

"Hari berganti, musim berubah. Figur publik tidak lagi orang-orang setangguh tungku. Tapi standarnya hanyalah viral. Siapa pun yang viral, maka akan difigurpublikkan. Ini musibah," ujar UAS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement