Rabu 05 Aug 2020 16:18 WIB

Dinkes DKI: 49 Persen Tes PCR di Jakarta Dilaksanakan Gratis

Di Jakarta, sekitar 10.917 sampel diperiksa per hari di 54 jejaring lab.

Sejumlah sampel spesimen yang terdapat di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta (Ilustrasi). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 49 persen tes polymerase chain reaction (PCR) di Jakarta dilaksanakan secara gratis.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah sampel spesimen yang terdapat di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta (Ilustrasi). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 49 persen tes polymerase chain reaction (PCR) di Jakarta dilaksanakan secara gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 49 persen tes polymerase chain reaction (PCR) di Jakarta dilaksanakan secara gratis. Hal ini sebagai langkah dari Pemprov untuk melakukan penelusuran kasus dan penemuan kasus secara aktif Covid-19.

"Kapasitas lab di Jakarta untuk mengecek Covid-19 lebih dari 10 ribu per hari dan 49 persen gratis, sementara 51 persen lab swasta yang memang kita dorong untuk kemandirian. Alhamdulillah warga DKI sudah tunjukkan kemandirian untuk tes melalui lab swasta dan RS swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam rekaman diskusi di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (5/8).

Baca Juga

Saat ini, kata Widyastuti, di Jakarta bisa sekitar 10.917 sampel diperiksa per hari di 54 jejaring lab yang bisa mendeteksi Covid-19. Terdiri dari 17 lab di bawah pemerintah pusat (2.660 sampel); empat lab dan tiga lab container (2.360 sampel); 29 lab di bawah swasta (4.917 sampel); serta empat lab di bawah BUMN (980 sampel).

Dengan masifnya pengujian sampel untuk tes PCR, ucap Widyastuti, tingkat kasus terkonfirmasi positif dari hasil tes dengan jumlah orang yang mengikuti tes di Jakarta adalah sekitar 7,8 persen dalam sepekan. Angka itu lebih tinggi dibandingkan target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah lima persen.

"Tapi secara kumulatif di Jakarta sekitar 5,5 persen sejak Maret dan masih di bawah angka nasional sebanyak 15,3 persen," ucapnya.

Masifnya tes tersebut, kata Widyastuti, memiliki strategi sama dengan pemerintah pusat, yakni testing-lacak-isolasi dengan dua strategi pendekatan. Pertama, penelusuran (tracing) kontak erat pada kasus terkonfirmasi positif COVID-19.

Kedua, Active Case Finding yang dilakukan dengan fokus mendatangi tempat-tempat, kelurahan dan RW yang paling berisiko tinggi tertular dengan menghitung laju kecepatan incident rate (jumlah kasus positif per 100 ribu penduduk). "Semakin tinggi dan cepat maka semakin berisiko, tentu itu yang kami sasar. Kemudian yang dicari ke klaster baru juga. Kedua pendekatan itu kami libatkan secara besar puskesmas," ujar dia.

Pada Selasa (4/5) kemarin, kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 22.909 kasus atau mengalami peningkatan 466 orang dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 22.443 kasus. Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan hari ini, sebesar 7,8 persen (sebelumnya 6,9 persen), sedangkan Indonesia sebesar 15,3 persen (sebelumnya 14,8 persen). WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement