Rabu 05 Aug 2020 09:24 WIB

KBRI Lebanon Berikan Keterangan Tentang Ledakan Beirut

Ada satu WNI yang sedang dikarantina di Rumah Sakit (RS) Rafiq Hariri, Beirut

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
   Warga yang terluka akibat ledakan meninggalkan lokasi kejadian di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8) waktu setempat.
Foto: AP/Hassan Ammar
Warga yang terluka akibat ledakan meninggalkan lokasi kejadian di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon Hajriyanto Y Thohari memberikan keterangan terkait insiden ledakan yang terjadi di Beirut pada Selasa (4/8). Dalam laporan awal, disebutkan bahwa peristiwa tepatnya berlangsung pada pukul 18.02 waktu setempat di Port of Beirut (pelabuhan Beirut).

Hajriyanto mengatakan lokasi pelabuhan berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.

Baca Juga

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi yang dilaporkan sebagai penyebab ledakan. Hajriyanto mengatakan sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan.

Terdapat Informasi bahwa ledakan besar dalam insiden berasal dari bahan sodium nitrat dalam volume besar yang disimpan di pelabuhan. Seperti diketahui, sodium nitrat adalah bahan putih yang digunakan sebagai pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan informasi jumlah korban meninggal mencapai puluhan dan korban terluka mencapai ratusan. Hajriyanto mengatakan berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh warga Indonesia (WNI) di Beirut dalam keadaan aman dan selamat.

Dalam catatan KBRI Lebanon , terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa. KBRI telah menyampaikan imbauan melalui aplikasi chat grup WhatsApp dan melalui simpul-simpul WNI.

Sejauh ini, seluruh WNI di Beirut terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila ada yang sedang berada dalam situasi tidak aman.

KBRI juga telah melakukan komunikasi dengan Kepolisian Beirut dan meminta laporan segera apabila ada kabar terbaru mengenai WNI terkait insiden. Hajriyanto mengatakan telah ada kesepakatan bahwa pihaknya segera menyampaikan informasi tersebut kepada KBRI.

Hajriyanto mengatakan ada satu WNI yang sedang dikarantina di Rumah Sakit (RS) Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan. Kondisi WNI tersebut sudah terkonfirmasi aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement