Rabu 05 Aug 2020 06:35 WIB

Polemik Zona Hijau, Legislator: Informasi Harus Satu Pintu

Pandemi penyesatan informasi dan tumpang-tindih data kesehatan membingungkan warga. 

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Muchamad Nabil Haroen (tengah)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Muchamad Nabil Haroen (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tentang Surabaya sudah hijau menuai bantahan dari banyak pihak. Klaim Risma tersebut dianggap terlalu dini, mengingat Surabaya saat ini masih masuk di zona risiko tinggi dengan skor epidemiologi 1,73. 

Terkait polemik itu, anggota Komisi IX DPR RI, Muchamad Nabil Haroen meminta, agar pemerintah memperbaiki informasi publiknya. "Ini hal serius yang harus segera ditangani. Informasi publik yang komprehensif dengan manajemen yang baik, tentu saja sebuah keharusan agar kita bisa melewati pandemi ini dengan selamat," tegas politikus PDI Perjuangan tersebut saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/8).

Seharusnya, lanjut Nabil, pemerintah daerah (pemda), pemerintah provinsi (pemprov), dan pusat memberikan informasi satu pintu. Tentunya, kata Nabil, dengan melibatkan pakar-pakar kesehatan yang terkait, agar tidak tumpang tindih informasi. 

Di antara pandemi di Indonesia, kata dia, selain penularan virus Corona, juga pandemi penyesatan informasi dan tumpang-tindih data kesehatan yang membingungkan warga. 

"Terkait perkembangan informasi Covid-19 dan pandemi, pemerintah seharusnya menata sistem informasi agar akurat dan mudah diakses publik," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nadhlatul Ulama tersebut.

Menurut Nabil, kebijakan ini bisa dimulai dengan transparansi data,dan kemudian political will untuk membangun pusat data kesehatan yang akurat dan kredibel. Jika sejak awal pemerintah aware dengan data kesehatan yang komprehesif, maka bisa memangkas waktu untuk menghasilkan kebijakan, regulasi sekaligus program-program strategis yang berdampak efektif. 

Sebelummya, seperti diberitakan Republika.co.id, Risma menggelar video conference (vidcon) dengan para pedagang serta perwakilan masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Gunung Anyar pada Sabtu (1/8). Dalam kesempatan itu, Risma membahas penurunan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan khususnya kawasan Gunung Anyar.

Risma mengklaim, saat ini, kondisi Surabaya sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu diungkapkannya berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa wilayah Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang kian meningkat. 

Risma bahkan tak ragu menyebut Surabaya sudah hijau, meski tidak secara tegas menyebutnya sebagai zona hijau Covid-19. “Dimana kondisi Surabaya sudah hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak,” terang Risma. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement