Rabu 05 Aug 2020 03:37 WIB

Indonesia Kaya Tanaman Obat, Pakar Kedepankan Uji Klinis

Ramuan tanaman obat tetap harus melewati berbagai uji klinis obat herbal.

Para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses ekstraksi saat uji laboratorium penemuan obat herbal untuk penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona di Pusat Penelitian Kimia LIPI di Banten, Indonesia pada Jumat 8 Mei 2020.
Foto: Anadolu/Eko Siswono Toyudho
Para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses ekstraksi saat uji laboratorium penemuan obat herbal untuk penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona di Pusat Penelitian Kimia LIPI di Banten, Indonesia pada Jumat 8 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari IPB University menyebutkan, sebanyak 80 persen tanaman obat yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Tanaman obat itu bisa digunakan sebagai ramuan herbal untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit.

"Indonesia memiliki 143 juta hektare hutan tropis yang merupakan rumah bagi 80 persen tanaman obat di dunia," kata peneliti dari Pusat Studi Biofarmaka Tropis (TropBRC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Rudi Heryanto MSi, dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Selasa, sesuai hasil seminar daring yang diselenggarakan oleh TropBRC.

Baca Juga

Rudi mengatakan, diperkirakan ada sekitar 25 ribu hingga 30 ribu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan tanaman obat. Penelitian terbaru dari pakar IPB University mengidentifikasi 1.845 spesies tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat.

Ahli dari Laboratorium Biomedis dan Desain Obat Komputasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof Dr Arry Yanuar mengatakan bahwa banyak obat herbal dikenal di seluruh dunia sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan penyakit. Jamu adalah formulasi dari berbagai tanaman herbal.

Menurut Arry, banyak senyawa dari alam yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Penemuan obat dari tanaman herbal tersebut membutuhkan metode untuk mengetahui senyawa yang terkandung di dalam tanaman obat.

"Herbal dapat ditemukan dengan metode ilmiah menggabungkan berbagai bahan herbal," jelas Arry.

Ramuan herbal, menurut Arry, tetap harus melewati berbagai uji klinis obat herbal sebelum dapat dikonsumsi. Formulasi herbal dapat menggunakan berbagai metode, salah satunya menggunakan jaringan etnofarmakologis.

"Pendekatan ini diterapkan pada bahan alami dengan aktivitas tertentu menggunakan data eksperimental," katanya.

Dosen IPB University dari Departemen Statistik dan peneliti TropBRC Dr Farit Mochamad Afendi menjelaskan bahwa setiap tanaman memiliki sifat yang berbeda. Bahkan, ada tanaman dengan berbagai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, sedangkan beberapa tanaman khusus hanya bisa untuk penyakit tertentu dan banyak juga yang memiliki manfaat umum.

Menurut Farit, keterampilan dalam memahami sifat ini penting untuk meramu ramuan herbal. Ia mengungkapkan, tanaman yang paling sering digunakan dalam membuat herbal adalah jahe dan kunyit.

"Beberapa tanaman memiliki fungsi untuk menghilangkan rasa sakit, antibiotik, stimulan, dan fungsi lainnya. Pengembangan obat herbal harus dilakukan dengan cara pendekatan praktis berdasarkan konsep multi-komponen, multi-target, dan sinergi," kata Farit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement