Selasa 04 Aug 2020 17:55 WIB

Pustakawan Dituntut Lebih kreatif Hadapi Kebiasaan Baru

Hal yang harus dibenahi lebih awal adalah pengembangan kemampuan digital talent.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.
Foto: Republika / Darmawan
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Para pustakawan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar mampu mendistribusikan ilmunya kepada masyarakat khususnya saat menghadapi adaptasi kebiasaan baru. Dalam upaya peningkatan kreativitas di masa pandemi, hal yang harus dibenahi lebih awal adalah konsepsional yang dirancang untuk pengembangan kemampuan digital talent.

"Saat ini kita tidak bicara lagi terkait buku di rak. Seorang pustakawan dituntut untuk mampu mendistribusikan ilmu kepada masyarakat luas," kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando MM saat memberikan materi pada Webinar bertema "Inovasi dan Kreasi Pustakawan dalam Meningkatkan Kompetensi Menghadapi New Normal", Selasa.

Baca Juga

Ia menjelaskan tantangan terbesar saat ini terletak pada ledakan informasi yang menuntut untuk memilih dan memilah informasi yang benar. "Di sinilah peran pustakawan sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya," jelas Syarif.

Membangun kegemaran membaca dan menciptakan indeks literasi setiap manusia juga menjadi satu tantangan tersendiri. Pada era pandemi seperti saat ini, harusnya dimanfaatkan untuk banyak membaca, karena waktu luang terbilang cukup banyak guna mengumpulkan informasi sekaligus meningkatkan ide serta gagasan yang inovatif.

Sekretaris Unhas Prof Dr Ir Nasaruddin Salam MT yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan untuk membangun perpustakaan di era revolusi industri 4.0 dibutuhkan bahan dan koleksi yang memadai sekaligus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Selain itu, menyiapkan pustakawan yang siap mental, memiliki keahlian teknologi, intelektual serta didukung dengan anggaran yang cukup.

Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menjelaskan masa krisis pandemi saat ini harus didukung dengan inovasi yang mampu menunjang peningkatan kinerja agar memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. "Kreativitas para pustakawan di masa krisis global seperti ini sangat diperlukan. Apalagi, ada kebijakan untuk melakukan aktivitas kerja di rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pelayanan yang bisa memberikan informasi pendidikan meskipun tidak mengunjungi perpustakaan secara langsung," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement