Selasa 04 Aug 2020 14:06 WIB

BKPM: Ada 17 Juta Orang Siap Cari Kerja

Saat ini ada lima sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam mendorong investasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pencari kerja mengantre di Bogor Career Center, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/12).Saat ini, sebanyak 17 juta orang tengah mencari pekerjaan akibat meningkatnya jumlah pengangguran.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah pencari kerja mengantre di Bogor Career Center, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/12).Saat ini, sebanyak 17 juta orang tengah mencari pekerjaan akibat meningkatnya jumlah pengangguran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan pandemi Covid-19 telah meningkatkan pengangguran di Indonesia. Saat ini, sebanyak 17 juta orang tengah mencari pekerjaan akibat meningkatnya jumlah pengangguran.

"Hari ini kita tahu semua, 7 juta penduduk Indonesia yang existing itu lagi mencari lapangan pekerjaan. Lalu 2,5 juta angkatan kerja setiap tahun, bahkan sekarang Covid-19 ini sudah 7 sampai 8 (juta) pengangguran. Maka sekarang sekitar 16 sampai 17 juta orang siap cari kerja," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Webinar Internasional pada Selasa (4/8).

Baca Juga

Dalam kondisi tersebut, kata dia, negara mana pun pasti akan mendorong investasi masuk, guna menciptakan lapangan pekerjaan. Sebab, lanjutnya, tidak mungkin 17 juta pencari kerja itu bisa diserap semua oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). 

"Kita tahu, di Indonesia lokomotif pertumbuhan ekonomi itu ada tiga yaitu konsumsi, investasi, dan government spending, ekspor impor ada tapi tidak terlalu besar. Bicara konsumsi rumah tangga berarti bicara kepastian pendapatan, kita bicara daya beli, ujung-ujungnya bicara lapangan pekerjaan, maka kira hari ini berpikir lapangan pekerjaan sangat dibutuhkan oleh Indonesia tetapi kita juga harus mendorong teman-teman pengusaha melakukan percepatan itu," jelas Bahlil. 

Dirinya menyebutkan, saat ini ada lima sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam mendorong investasi. Pertama alat kesehatan (alkes) yang selama ini 90 persen impor, termasuk bahan bakunya. 

"Kalau tidak ada Covid-19, kita tidak tahu ini barang. Ternyata kita tergantung betul sama luar negeri," jelas dia. 

Kedua, kata Bahlil, yakni sektor energi, ketiga pertambangan dan hilirisasinya. Lalu keempat manufaktur, serta kelima infrastruktur. 

"Manufaktur menjadi salah satu poin penting untuk kita dorong. Kenapa? Karena investasi sekarang ini betul-betul butuh teknologi dan orientasi ekspor, tapi disaat bersamaan butuh industri yang mampu menyerap banyak pekerja," tuturnya. 

Dengan begitu, lanjut dia, BKPM tidak pilih-pilih investasi yang masuk. "Kalau dulu kita masih milih-milih, sekarang dengan adanya Covid-19 ini yang penting investasi masuk, lapangan kerjanya bisa tercipta. Rumusnya, yang 17 juta itu harus betul-betul dapat (kerja)," tegas Bahlil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement