Selasa 04 Aug 2020 11:56 WIB

Joe Biden Serang Trump Soal Mekanisme Pilpres AS

Joe Biden menilai Trump sengaja mengalihkan perhatian dari kegagalannya sendiri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Joe Biden menilai Trump sengaja mengalihkan perhatian dari kegagalannya sendiri. Ilustrasi.
Foto: Tracie van Auken/EPA
Joe Biden menilai Trump sengaja mengalihkan perhatian dari kegagalannya sendiri. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden mengkritik Presiden Donald Trump karena mengatakan tidak akan mempercayai hasil pilpres yang dilakukan dengan metode memilih menggunakan surat. Biden menilai Trump sengaja mengutarakan hal demikian dengan maksud mengalihkan perhatian dari kegagalannya sendiri.

"Dia (Trump) menyarankan kita harus menunda pemilihan, penuh dengan kebohongan terang-terangan tentang bagaimana surat suara masuk adalah penipuan, dan bagaimana itu sangat mengerikan," kata Biden pada Senin (3/8).

Baca Juga

Trump memang menyarankan agar pemilihan presiden yang dijadwalkan digelar pada 3 November mendatang ditunda. Namun usulan itu segera ditolak oleh Demokrat dan rekan-rekannya dari Partai Republik di Kongres AS.

Banyak pengamat menilai selama pandemi proses pemungutan suara melalui surat sebagai hal yang penting dilakukan. "Dia (Trump) menyerukan segala upaya untuk mengeksploitasi pandemi ini untuk tujuan politik. Itu mengalihkan perhatian dari kegagalan totalnya," ujar Biden.

Tanpa bukti, Trump telah berulang kali mengklaim peningkatan pemungutan suara melalui surat akan penuh dengan penipuan. Partai Demokrat mengkhawatirkan bahwa hal itu mengindikasikan bahwa Trump tidak akan menerima hasil pemilihan presiden pada November mendatang jika dia kalah.

Sejumlah jajak pendapat mengenai elektabilitas Trump dan Biden telah bermunculan. Mayoritas hasilnya menunjukkan Trump tertinggal oleh Biden.

Trump memang tengah menuai banyak kritik di internal AS. Dia dianggap tak berhasil menangani pandemi Covid-19 di Negeri Paman Sam.

Saat ini AS merupakan negara dengan kasus dan jumlah kematian tertinggi akibat virus corona. Selain itu, baru-baru ini Trump disorot karena dinilai tak memberikan simpati terhadap gerakan antirasialis Black Lives Matter.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement