Selasa 04 Aug 2020 08:11 WIB

Harga Minyak Global Naik Didorong Data Ekonomi Positif

Investor khawatirkan kelebihan pasokan minyak negara-negara OPEC.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (3/8) atau Selasa (4/8) pagi WIB. Kenaikan harga didorong data ekonomi positif dari Amerika Serikat, Eropa dan Asia.

Meski demikian, investor tetap khawatir tentang meningkatnya kasus Covid-19 secara global dan kelebihan pasokan ketika OPEC mulai mengangkat pengurangan pasokan.

Baca Juga

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik 63 sen atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 44,15 dolar per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 74 sen atau 1,8 persen, menjadi berakhir pada 41,01 dolar AS per barel.

"Aktivitas manufaktur AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir satu setengah tahun pada Juli, karena pesanan meningkat meskipun terjadi kebangkitan infeksi baru Covid-19," kata lembaga riset Institute for Supply Management (ISM).

Survei serupa menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro meningkat bulan lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2019, sementara data manufaktur yang positif di Asia juga mendorong harga minyak.

"Sektor industri bangkit kembali dan itu menandakan baik untuk permintaan (minyak) ke depan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Namun, para investor terus khawatir tentang pemulihan ekonomi ketika kasus-kasus virus corona meningkat, dengan infeksi yang diketahui mencapai hampir 18 juta secara global. Lebih banyak negara-negara memberlakukan pembatasan baru atau memperluas pembatasan yang ada dalam upaya untuk mengendalikan pandemi.

Prospek kelebihan pasokan juga membebani harga minyak ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, bersiap untuk melonggarkan pengurangan pasokan minyak sementara produksi serpih AS mulai meningkat.

"Saya pikir pertanyaannya akan tetap, ketika OPEC mengurangi pemotongan produksi mereka, apakah kita akan terus melihat persediaan minyak di seluruh dunia menurun," kata Andy Lipow atau Lipow Oil Associates.

Anggota OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) sejak Mei. Bulan ini, pemotongan akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.

Produksi minyak dan gas Rusia meningkat menjadi 9,8 juta barel per hari selama 1-2 Agustus, dari 9,37 juta barel per hari pada Juli, sumber yang akrab dengan data mengatakan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement