Senin 03 Aug 2020 22:07 WIB

Pengalaman Berhaji Saleh Daulay Sebagai Tamu Raja (Habis)

Di saat mencium hajar aswad, hal yang terpikirkan adalah dosa-dosa besar.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pengalaman Berhaji Saleh Daulay Menjadi Tamu Raja (Habis). Foto: Jamaah haji berebut mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram, Makkah.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo/ca
Pengalaman Berhaji Saleh Daulay Menjadi Tamu Raja (Habis). Foto: Jamaah haji berebut mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram, Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika berhasil mencium Hajar Aswad. Ketika tawaf dan saat berhaji hal ini tidaklah mudah, jamaah haji yang berkumpul saat tawaf itu luas biasa penuhnya. Jika dihitung dengan akal manusia dan sedang berada di luar itu akan sulit apalagi dengan postur tubuh Saleh Daulay jika bersaing dengan orang-orang Eropa, Afrika dan Amerika tentu akan sulit.

Dengan pengawalan, Saleh mencoba untuk masuk di lautan manusia dengan perlahan. Setelah masuk dengan perlahan dia merapat ke arah dinding kakbah. Kemudian bergeser hingga mendekati hajar aswad. Namun jika langsung masuk dan mencium tentu tidak bisa.

Baca Juga

Saleh kemudian mencoba bergerak maju melewati hajar aswad baru kemudian menciumnya. "Alhamdulillah saya bisa mencium hajar aswad, ketika berdiam di sekitar situ, tidak akan ada orang yang menarik atau didorong-dorong, namun jika kepala kita telah keluar maka akan ada orang yang menggeser kita untuk mencium hajar aswad, pola ini juga dilakukan bersama istrinya saat berangkat bersama di kemudian hari," ujar dia.

Di saat mencium hajar aswad, hal yang terpikirkan adalah dosa-dosa besar yang telah dilakukan berharap Allah mengampuni. Tak hanya itu, saat dia dan rekannya ingin sholat Jumat, dia melihat Masjidil Haram sudah penuh dan tidak mungkin keduanya masuk dalam shaf.

Namun atas ijin Allah keduanya bisa masuk di tengah shaf untuk sholat Jumat dan tawaf. Sepulangnya rekan Saleh selalu membawa air zam-zam di botol satu liter dan dikumpulkan untuk mandi. Saleh tidak memahami apakah ada hadist yang membahas masalah ini.

Tak hanya kisah pribadi, ada kisah menarik lainnya seperti kakek lansia yang sebelumnya bekerja di Kedubes Meksiko. Dia hilang selama dua hari dua malam, meski telah dicari kemanapun tetap tidak ketemu. Namun di hari ketiga tiba-tiba dia muncul di ruang makan.

Setelah ditanya ternyata kakek itu jalan-jalan dan bertemu jamaah dari berbagai negara. Dia pun diajak menginap di setiap kamar jamaah tersebut seperti jamaah dari Pakistan, Bangladesh, Turki, China, dan jamaah negara lainnya. Dengan keterbatasan kakek tersebut, ternyata dia bisa berkomunikasi dengan mereka dengan bahasa isyarat, karena memang kakek itu tidak bisa berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

Setelah haji di tahun 2011, Saleh mendapat kesempatan kembali berhaji di tahun 2014.  Dia terpilih menjadi anggota DPR RI dan memimpin Komisi 8. Menjadi kesempatan Saleh dengan bermitra bersama Kemenag kemudian mengawasi pelaksanaan haji. Tentu ini kedua kalinya dia kembali ke Saudi namun kini sembari bekerja.

Beberapa kali Saleh berhaji dengan bertugas, dia berharap dapat berangkat haji secara mandiri bersama istri. Dia pun telah mendaftar dengan layanan haji khusus namun harus mengantri selama lima tahun, ini adalah tahun ketiga dia mengantri. Namun rasanya antrian akan semakin lama karena adanya pandemi Covid-19, tetapi dia terus berdoa agar Allah memberikan kesempatan untuk dipanggil kembali berhaji ke Tanah Suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement