Senin 03 Aug 2020 20:02 WIB

Filipina Berlakukan Lagi Karantina di Ibu kota Negara

Karantina kembali diberlakukan setelah angka Covid-19 melonjak.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina pada Ahad (2/8) mengumumkan akan kembali memberlakukan karantina di ibu kota negara, Manila, selama dua pekan, mulai Selasa (4/8). Hal ini mengingat jumlah kasus positif naik sampai lebih dari 100 ribu jiwa.

"Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyetujui pemberlakuan aturan karantina yang dimodifikasi dan diperkuat (MECQ) di Metro Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya, seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan, sampai 18 Agustus," kata juru bicara pemerintah, Harry Roque kepada awak media.

Baca Juga

Sejumlah tempat usaha dan layanan transportasi umum kemungkinan akan ditutup di ibu kota selama karantina berlangsung. MECQ merupakan aturan karantina yang berlaku lebih longgar daripada Karantina Komunitas Umum.

Warga juga akan diminta menunjukkan surat izin bekerja dan beraktivitas selama karantina berlangsung, mengingat pemerintah berusaha membatasi pergerakan masyarakat.

Kebijakan Duterte itu berlaku setelah 80 kelompok masyarakat yang mewakili 80 ribu dokter dan satu juta perawat meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan. Puluhan kelompok itu mengatakan menghadapi kekalahan dalam memerangi Covid-19.

"Saya mendengar kalian. Jangan kehilangan harapan. Kami tahu kalian lelah," kata Duterte pada Ahad malam saat menyapa para tenaga kesehatan garda depan dalam pidatonya di televisi setelah ia melakukan pertemuan dengan para anggota kabinet dan gugus tugas Covid-19 di Filipina.

Pemerintah mengumumkan 5.032 kasus baru, Ahad, angka tertinggi yang pernah ditemukan dalam waktu 24 jam di Filipina.  Jumlah keseluruhan pasien positif mencapai 103.185 orang. Korban meninggal juga bertambah 20 orang jadi 2.059 jiwa.

Filipina menempati urutan kedua tertinggi di Asia Tenggara, setelah Indonesia, dalam jumlah pasien dan kematian akibat Covid-19."Duterte juga menyetujui perekrutan 10 ribu para spesialis untuk membantu tenaga kesehatan yang telah berada di garda terdepan saat ini, serta setuju soal penambahan bonus bagi para tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19," kata Roque.

Presiden Duterte pada pertengahan Maret memberlakukan salah satu aturan karantina terketat dan terlama dunia di ibu kota Filipina serta sejumlah provinsi lainnya untuk menekan penyebaran Covid-19. Ia mulai melonggarkan pembatasan pada Juni demi mengaktifkan kembali perekonomian dalam negeri, yang saat ini mengalami penyusutan terparah selama lebih dari 30 tahun.

 

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement