Senin 03 Aug 2020 19:29 WIB

Kemenlu Suriah: Perusahaan AS Curi Minyak Suriah

Kemenlu menilai AS telah melanggar kedaulatan Suriah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ladang minyak, ilustrasi
Ladang minyak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Perusahaan Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan yang dipimpin milisi Kurdi atau YPG di Suriah Utara menandatangani kesepakatan bisnis penjualan minyak. Seperti dilansir Daily Sabah, YPG baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan Delta Crescent Energy LLC yang berbasis di AS untuk mengekstraksi, memproses, dan memperdagangkan minyak di Suriah utara

Pemerintah Suriah pun geram dengan langkah perusahaan AS yang terlibat transaksi perdagangan dengan milisi Kurdi ini. Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut perusahaan AS itu sebagai pencuri. Perusahaan AS juga dinilai melanggar kedaulatan Suriah.  "Kementeriuan Luar Negeri Suriah mengecam perjanjian yang ditandatangani milisi SDF dan perusahaan minyak AS untuk mencuri minyak di Tanah Suriah," ujar Kemenlu Suriah seperti dikutip kantor berita SANA.

Baca Juga

"Perjanjian antara pencuri yang mengambil dan pencuri yang membeli."

Pejabat senior AS telah mengonfirmasi perjanjian untuk 'memordernisasi' lapangan minyak itu tanpa menyebut perusahaan minyak dimaksud.  Senator Lindsey Graham yang telah lama mendukung Kurdi Suriah mengatakan pada kongres bahwa ia telah berbicara tentang kesepakatan itu dengan komandan SDF Jenderal Mazloum Abdi.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki juga mengutuk perjanjian penjualan minyak antara sebuah perusahaan Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan yang dipimpin milisi Kurdi atau YPG di Suriah Utara. Turki mengatakan, sumber daya alam negara itu milik rakyat Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement