Senin 03 Aug 2020 17:55 WIB

Rusia Sudah Temukan Vaksin Covid-19?

Pemerintah Rusia dikabarkan akan mulai kampanye vaksinasi massal pada Oktober.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia berencana mendaftarkan vaksin untuk virus corona baru atau Covid-19 pada 10 hingga 12 Agustus mendatang. Hal ini akan membuka jalan bagi Rusia sebagai pemilik vaksin yang mendapat persetujuan pertama di dunia. Pemerintah Rusia juga tengah mempersiapkan diri untuk memulai kampanye vaksinasi massal terhadap virus corona mulai Oktober.

Menurut satu sumber yang meminta anonim, vaksin yang dikembangkan Institut Gamaleya Moskow, dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), dapat disetujui untuk penggunaan warga sipil dalam tiga hingga tujuh hari pendaftaran oleh regulator. Vaksin Gamaleya diperkirakan akan memperoleh pendaftaran bersyarat pada Agustus.

Baca Juga

Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova dalam pertemuan pejabat dengan Presiden Vladimir Putin Rabu lalu mengatakan, untuk mencapai pendaftaran vaksin bersyarat, uji coba masih perlu dilakukan terhadap 1.600 orang lagi. Sementara produksi akan dimulai pada September.

"Persyaratan utama untuk suatu vaksin adalah keefektifan dan keamanannya yang telah terbukti sehingga semuanya perlu dilakukan dengan sangat hati-hati dan akurat," kata Putin di akhir pertemuan seperti dikutip laman Japan Times, Senin. "Keyakinan kami pada vaksin harus mutlak," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, kantor berita negara RIA Novosti melaporkan vaksin tersebut dapat disetujui 15-16 Agustus. Namun, The Gamaleya Institute dan RDIF menolak berkomentar.

Sementara vaksin telah dipuji-puji oleh pengembangnya sebagai vaksin yang aman dan berpotensi yang pertama mencapai publik. Kecepatan bergerak para pengembang vaksin juga telah menimbulkan pertanyaan di negara lain. Gamaleya dijadwalkan akan memulai uji coba Fase 3 pekan depan di Rusia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Putin mengumumkan, Rusia mencatat lebih dari 800 ribu kasus Covid-19, yang merupakan kasus keempat terbesar di dunia. Sementara jumlah infeksi harian baru turun lebih dari setengah dari puncak awal. "Situasinya tetap sulit dan dapat, seperti kata mereka, berdampak ke segala arah. Tidak ada alasan untuk berpuas diri, untuk bersantai, melupakan rekomendasi dokter," ujar Putin.

Para peneliti dan perusahaan farmasi di negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, dan China, juga berlomba untuk mengembangkan vaksin. AstraZeneca PLC, Moderna Inc, dan Pfizer Inc telah memulai pengujian tahap akhir untuk vaksin Covid-19, dengan hasil awal dari beberapa uji coba pada manusia yang diharapkan segera Oktober. Tes fase 3 biasanya memakan waktu berbulan-bulan untuk berjalan agar lebih memahami efektivitas obat.

Pada Sabtu lalu, setelah uji klinis vaksin selesai, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan, vaksin akan diberikan kepada para profesional kesehatan. Dia dan pejabat lainnya mengatakan vaksin itu tidak akan tersedia secara luas sebelum akhir tahun.

Tetapi sejumlah elite bisnis dan politik Rusia diberi akses ke vaksin eksperimental pada awal April. Sementara relawan militer menyelesaikan uji coba fase 2 obat ini pada pekan lalu.

Dan pekan ini, Rusia memulai uji klinis untuk vaksin kedua, yang dikembangkan oleh laboratorium Vector di Novosibirsk, dan dua lainnya akan mendapatkan izin untuk segera diuji.

Lebih dari 100 bakal vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia guna mencoba menghentikan pandemi Covid-19. Setidaknya empat dari vaksin tersebut berada dalam uji coba manusia fase 3 akhir. Termasuk tiga yang dikembangkan di China dan satu lagi di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement