Senin 03 Aug 2020 15:07 WIB

Mahasiswa Baru Jangan Remehkan Program Pesantren

Pesantren ini tahap awal bagi mahasiswa baru yang ingin kuliah di Unisba.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Islam Bandung (Unisba), kembali menggelar pesantren untuk mahasiswa baru (Maru). Kali ini, pesantren gelombang 7 sampai 10 masih digelar secara online, Senin (3/7). Yakni, diikuti sebanyak 437 orang peserta.
Foto: istimewa
Universitas Islam Bandung (Unisba), kembali menggelar pesantren untuk mahasiswa baru (Maru). Kali ini, pesantren gelombang 7 sampai 10 masih digelar secara online, Senin (3/7). Yakni, diikuti sebanyak 437 orang peserta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Islam Bandung (Unisba), kembali menggelar pesantren untuk mahasiswa baru (Maru). Kali ini, pesantren gelombang 7 sampai 10 masih digelar secara online, Senin (3/7). Yakni, diikuti sebanyak 437 orang peserta.

Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, program pesantren mahasiswa ini, kegiatan akademik yang wajib diikuti mahasiswa sebagai tahapan awal kuliah di Unisba nanti akan ketemu kembali dengan program pesantren saat akan  menjadi sarjana.

Edi berharap, panitia bisa mengawasi mahasiswa yang meninggalkan pertemuan online. Panitia, harus memantau apakah mahasiswa itu, tidak ikut seterusnya dan tak mengabsen atau seperti apa. Semua, harus serius mengikuti program pesantren ini.

"Kalau tak lulus pesantren, maka tak bisa mngikuti ujian sarjana. Insya Allah terdeteksi (yang tak mengikuti,red). Jadi,  mahasiswa jangan menganggap sepele, karena nilainya bobotnya sama mata kuliah yang lain. Misalnya, lulus mata kuliah hukum tapi tak lulus pesantren maka tak bisa jadi sarjana," ujar Edi.

Edi mengatakan, walaupun dalam kondisi pandemi tapi semua kegiatan akademik di Unisba masih tetap digelar. Agar, tak merugikan mahasiswa jadi walaupun dengan cara daring tetap dilakukan.

Terkait penerimaan mahasiswa baru, Edi optimitis, target penerimaan mahasiswa baru tahun ini masih bisa tercapai.  Pendaftar yang paling banyak, masih ke Fakultas Kedokteran. Namun, Unisba hanya memberikan kuota 200 orang saja. Sehingga, proses seleksinya memang cukup ketat. Begitu juga, Fakultas Psikologi peminatnya cukup tinggi.

Unisba sendiri, kata dia, berusaha agar semua jurusan peminatnya merata. Yakni, dengan gencar melakukan promosi beberapa Prodi yang belum banyak peminatnya."Target mahasiswa baru insya allah akan tercapai. Kan tanggal 7 Agustus ada gelombang berikutnya," katanya.

Sementara menurut Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba, Wildan Yahya, total peserta yang mengikuti kegiatan pesantren ini ada 1.659 orang. Namun, terbagi ke dalam beberapa gelombang. Walaupun diselenggarakan secara virtual, tapi setiap kegiatan ada yang mengawasi.

"Harus ada pengawasnya disetiap pesantren virtual. Bagi mereka yang tak mengikuti satu kali masih diberi pengampunan. Bagi mereka yang tak mengikuti sekali harus menghapalkan surat-surat pendek juz amma," katanya. 

Namun, kata dia, bagi mahasiswa yang sampai 3 kali tak mengikuti pertemuan di pesantren online akan dianggap mengundurkan diri. "Bagi mereka yang tak lulus akan di bina baca tulis qurannya," katanya.

Wildan menjelaskan, dalam pesantren online tersebut materi yang akan diberikan adalah materi mengenai shalat, puasa, zakat, taharah agar mahasiswa menjalankan ibadahnya seauai dengan Al quran dan sunnah. "Kami mengharuskan, mahasiswa mampu baca Alquran. Jadi, ada 14 kali pertemuan untum pembinaan baca Alquran," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement