Senin 03 Aug 2020 11:01 WIB

Kemenperin Dorong Industri Kosmetik Gunakan Bahan Baku Lokal

Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebagai produsen kosmetik berbahan alami.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Kosmetik (Ilustrasi)
Kosmetik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kosmetik di dalam negeri agar memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai bahan baku. Selain karena Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati, langkah ini juga memacu substitusi impor dan mewujudkan kemandirian nasional.

“Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Indonesia ditargetkan bisa menjadi negara industri yang tangguh,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi melalui keterangan resmi yang diterima pada Senin (3/8).

Baca Juga

Guna mencapai tujuan tersebut, lanjutnya, diperlukan struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan. Sasaran lainnya yakni, industri Indonesia bisa berdaya saing tinggi di tingkat global sekaligus berbasis inovasi dan teknologi.

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional pada 2015 sampai 2035 menyebutkan, industri farmasi serta bahan farmasi dan kosmetik merupakan salah satu sektor andalan yang mendapat prioritas pengembangan. Industri itu juga berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa mendatang.

“Untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas industri kosmetik kita, salah satu strategi yang dilakukan yaitu pengoptimalan teknologi supaya bisa menghasilkan inovasi. Hal ini sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai kesiapan kita memasuki era industri 4.0,” ujar Doddy.

Dirinya menyebutkan, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPI Kemenperin, yakni Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) yang berlokasi di Jakarta memiliki fokus litbang pada penyediaan kosmetik atau farmasi berbasis bahan alam. Berdasarkan definisi dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, kosmetik merupakan suatu bahan yang digunakan pada tubuh manusia atau bagian tubuh manusia, berfungsi membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan.

“Produk kosmetik saat ini menjadi tren atau gaya hidup, dan konsumennya tidak hanya kaum perempuan saja. Selain itu, konsumen semakin menggemari produk perawatan kulit (skincare) yang back to nature,” tutur Doddy.

Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan beberapa negara penghasil produk jamu dan kosmetik berbahan alami lainnya seperti China, Malaysia, maupun Thailand. “Indonesia memiliki potensi tanaman obat yang banyak tumbuh di berbagai wilayah dengan jumlah sekitar 30 ribu spesies dari 40 ribu spesies tanaman obat di dunia dan juga sangat prospektif dikembangkan, karena kebutuhan yang cukup potensial di pasar lokal maupun global,” jelas dia.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional termasuk sektor kosmetik, mengalami pertumbuhan sebesar 5,59 persen.

Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus 317 juta dolar AS pada semester I 2020. Pencapaian tersebut naik 15,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

“Indikator tersebut menunjukkan, industri farmasi Indonesia tumbuh pesat. Lalu mampu menyediakan sekitar 70 persen dari kebutuhan obat dalam negeri,” ujar Doddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement