Senin 03 Aug 2020 10:59 WIB

Kota Sukabumi Siaga Hadapi Puncak Kekeringan

BPBD sudah melakukan pemetaan di sejumlah daerah dan kordinasi dengan PDAM

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Rumah Zakat salurkan air untuk korban kekeringan di Sukabumi.
Foto: Rumah Zakat
Rumah Zakat salurkan air untuk korban kekeringan di Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kota Sukabumi siaga menghadapi potensi puncak kemarau pada Agustus 2020. Terutama dalam mengantisipasi dampak kemarau yakni kekeringan berupa kesulitan air bersih.

"Kami siaga menghadapi prediksi puncak kekeringan di Agustus," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Senin (3/8). Hal ini didasarkan prediksi puncak kemarau dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut Zulkarnain, semua kecamatan di kota harus mulai menyiapkan diri dalam menghadapi kemarau. Langkah antisipasi diperlukan karena jangan sampai masyarakat kekurangan air bersih yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BPBD kata Zulkarnain, sudah melakukan pemetaan daerah ke seluruh kelurahan dan berkoordinasi dengan PDAM dan semua kecamatan berpotensi mengalami dampak kekeringan. Upaya tersebut untuk menyiapkan suplai air dan distribusi bagi warga yang kekurangan air.

Zulkarnain menerangkan, selain kekeringan di Agustus ini juga ada potensi bencana lainnya seperti pergerakan tanah dan banjir bandang.  "Petugas di lapangan lebih rajin cek wilayah karena menurut PVMBG bahwa ada potensi prakiraan gerakan tanah dan banjir bandang di Agustus 2020," katanya.

Khususnya warga yang berada di enam kecamatan. Ke enam wilayah itu yakni Kecamatan Cikole, Gunung Puyuh, Warudoyong, Cibeureum, Lembursitu, dan Citamiang.

"Pastikan mengeceknya dari sejak sekarang dimana lingkungunnya berada," kata Zulkarnain. Selain itu dengan selalu menjaga lingkungan seperti memelihara alam dan tidak merusaknya.

Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan menambahkan, petugas di lapangan sudah diminta bersiaga menghadapi potensi kekeringan dan bencana lainnya. "Warga juga diminta lebih hemat dalam menggunakan air," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement