Senin 03 Aug 2020 08:06 WIB

CIMB Niaga Catat Penurunan Laba Bersih 11,2 Persen

Penurunan laba bersih CIMB Niaga seiring dengan penurunan pendapatan bunga bersih.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
CIMB Niaga
CIMB Niaga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatatkan laba konsolidasi sebesar Rp 1,74 triliun pada semester satu 2020. Angka ini turun 11,2 persen dari Rp 1,96 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan penurunan laba bersih seiring dengan penurunan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) 1,7 persen menjadi Rp 6,2 triliun dan meningkatnya beban operasional selain bunga 11,9 persen menjadi Rp 7,5 triliun akibat kenaikan cadangan kerugian penurunan nilai 75 persen menjadi Rp 2,59 triliun.

Baca Juga

“Banyak sektor usaha yang dihadapkan dengan tantangan akibat pandemi, sehingga selama pandemi ini perusahaan memprioritaskan untuk menjaga kualitas aset dan membantu nasabah terdampak,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (3/8).

Penyaluran kredit bank BUKU IV per Juni 2020 mengalami kontraksi 2,3 persen yoy menjadi Rp 186,08 triliun dari Rp 190,5 triliun pada periode yang sama tahun 2019. Kredit konsumer CIMB Niaga masih tumbuh 5,4 persen menjadi Rp 53,88 triliun, tapi kredit segmen UMKM turun tujuh persen menjadi Rp 20,12 triliun, kredit komersial turun 12,8 persen menjadi Rp 40,45 triliun dan kredit korporasi tumbuh 0,3 persen menjadi Rp 71,63 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tumbuh tiga persen yoy menjadi Rp 203,69 triliun. Dana murah (CASA) menyumbang porsi 61 persen atau sebesar Rp 124,32 triliun. Ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang rasio CASA baru mencapai 53,89 persen.

Dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan CIMB Niaga per Juni 2020 tercatat tumbuh 16,6 persen. Sedangkan deposito turun 13 persen menjadi Rp 79,37 triliun.

Dari segmen perbankan syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp 33,9 triliun  atau tumbuh 21,4 persen yoy dan DPK tumbuh 18,6 persen menjadi Rp 32,2 triliun.

“Pada saat yang bersamaan, kami juga mengedepankan tindakan pencegahan yang ekstra untuk melindungi kesehatan dan keamanan karyawan, serta fokus pada likuiditas, kecukupan modal, dan menjaga efisiensi operasional bank,” ucapnya.

Capital adequacy ratio (CAR) CIMB Niaga masih terjaga baik pada level 19,97 persen walaupun tercatat menurun dari periode Juni 2019 sebesar 20,59 persen. Non performing loan (NPL) secara gross naik dari 2,87 persen menjadi 3,89 persen dan secara net naik dari 1,5 persen menjadi 1,87 persen.

Ke depan, lanjut Tigor, CIMB Niaga akan terus meningkatkan digital engagement dengan para nasabah dengan menawarkan tampilan baru yang lebih modern, serta kemampuan transaksi yang komprehensif. Bank ini telah menyempurnakan platform internet banking dari CIMB Clicks menjadi OCTO Clicks.

“Kami fokus pada percepatan strategi Forward 23 khususnya customer journey, digitalisasi, meningkatkan produktivitas, dan mencari peluang-peluang baru di tengah pandemi Covid-19. Kami juga senantiasa mendukung seluruh upaya pemerintah untuk membangkitkan perekonomian nasional,” jelasnya.

CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 30 Juni 2020, 94,8 persen dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, Automated Teller Machines (ATM), dan rekening ponsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement