Ahad 02 Aug 2020 18:25 WIB

Puncak Arus Balik di Terminal Kalideres Diprediksi Malam Ini

Arus kedatangan biasanya jauh lebih rendah ketimbang arus keberangkatan.

Rep: Akhmad Nursyeha/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah penumpang bersiap menaiki bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Rabu (29/7). Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah penumpang di Terminal Kalideres mengalami peningkatan karena banyaknya warga yang ingin pulang ke kampung halaman. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang bersiap menaiki bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Rabu (29/7). Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah penumpang di Terminal Kalideres mengalami peningkatan karena banyaknya warga yang ingin pulang ke kampung halaman. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus balik Idul Adha di Terminal Kalideres, Jakarta Barat diprediksi terjadi malam ini atau Senin (3/8) dini hari. Namun puncak arus balik hari raya itu dipastikan tidak setinggi tahun lalu sebelum munculnya pandemi Covid-19.

Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen mengatakan, puncak arus mudik Idul Adha di Terminal Kalideres sudah terjadi pada Rabu (29/7) lalu sebanyak 336 penumpang. "Jadi untuk arus balik ini diperkirakan mulai Senin pagi atau dini hari karena mereka (penumpang) berangkat Ahad sore," kata Revi dikonfirmasi Ahad (2/8).

Sehingga, kata Revi, puncak arus balik di Terminal Kalideres Senin besok dipastikan tidak terlalu tinggi. Terlebih, arus kedatangan biasanya jauh lebih rendah ketimbang arus keberangkatan dikarenakan lebih banyak penumpang yang memilih turun di luar terminal.

Menurut Revi, angka normal keberangkatan di Terminal Kalideres mencapai 1.500 penumpang per harinya. Bahkan pada Idul Adha tahun lalu keberangkatan arus mudik bisa mencapai lebih dari 2.000 penumpang.

Meski demikian, Menurutnya jumlah penumpang saat ini jauh lebih baik ketimbang di awal penerapan PSBB transisi pertama. Penerapan Corona Likelihood Metric (CLM) dianggap lebih memudahkan penumpang daripada pengurusan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).

"Dulu pas SIKM masih diterapkan penumpang tidak ada sama sekali di Terminal Kalideres. Sekarang mulai lumayan walaupun angkanya jauh dari normal," ujar Revi.

Para penumpang mengaku lebih mudah membuat CLM daripada SIKM. Hal tersebut karena mereka hanya diminta untuk mengakses aplikasi Jaki (Jakarta Kini) dan memasukan data terkait keterkaitan dengan Covid-19.

Aplikasi buatan Pemprov DKI Jakarta itu akan menilai tingkat risiko penumpang terhadap penularan Covid-19. Tingkat penilaian dibagi ke dalam tiga golongan yaitu risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi.

Para penumpang yang masuk ke golongan risiko rendah dan sedang tidak diwajibkan membuat surat keterangan sehat dari puskesmas. Sedangkan para penumpang yang masuk ke dalam risiko tinggi harus membawa surat keterangan sehat dari puskesmas atau klinik.

Sementara itu, untuk penumpang yang tidak paham menggunakan gawai atau CLM akan dibantu pihak terminal. Revi mengatakan, saat ini sudah menyediakan tiga posko pembuatan CLM yang dapat diakses di Terminal Kalideres.

Satu posko terdapat di pintu masuk terminal, posko kedua di kantor terminal dan posko ketiga berada di loket ruang tunggu. "Jadi kalau mereka yang tidak punya smartphone android atau gaptek akan kami bantu buatkan dan cetak hasil CLM untuk nanti bisa diberikan ke kondektur bus," ujar Revi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement