Ahad 02 Aug 2020 12:03 WIB

Mengobati Insomia tanpa Pengobatan Khusus

Insomnia bisa diobati dengan penerapan perubahan gaya hidup.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
 Insomnia mungkin sering terjadi bagi sebagian orang (Foto: ilustrasi insomnia)
Foto: www.freepik.com
Insomnia mungkin sering terjadi bagi sebagian orang (Foto: ilustrasi insomnia)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insomnia mungkin sering terjadi bagi sebagian orang. Tak jarang bahkan seseorang sulit mengobatinya meskipun telah melakukan berbagai cara.

Lalu bagaimanakah sebenarnya cara mengobati susah tidur atau insomnia? Dilansir di laman Health, Ahad (2/8), sebenarnya insomnia akut bisa sembuh tanpa pengobatan bila mengikuti penerapan perubahan gaya hidup.

Baca Juga

Dokter dan Ahli Tidur di Virginia Mason Medical Center, Seattle, yang juga penulis buku Sleep Through Insomnia, Brandon Peters-Mathews, MD, merekomendasikan untuk mengidentifikasi stres, lingkungan, atau perubahan medis yang dapat mengganggu tidur.  Dia juga menyarankan untuk menjaga waktu bangun yang tetap dengan penanda waktu atau alarm.

Durasi tidur disarankan tidak lebih dari tujuh hingga delapan jam dari total waktu di tempat tidur. Setelah bangun tidur, dia menyarankan untuk sesegera mungkin mendapatkan sinar matahari selama 15 menit. Namun demikian, ada juga beberapa hal yang tidak boleh dilakukan.

"Jangan tidur siang dan menghindari konsumsi kafein dan alkohol," kata Dr Peters-Mathews.

Jika bangun lebih dari 15 hingga 20 menit di tempat tidur, dia menyarankan untuk bangun dan lakukan sesuatu yang santai. Lalu cobalah kembali tidur ketika merasa lebih mengantuk.

Sayangnya, perubahan gaya hidup seringkali tidak cukup untuk memperbaiki insomnia kronis. Insomnia kronis biasanya merupakan masalah seumur hidup.

Para ahli sepakat dengan American College of Physicians dan American Academy of Sleep Medicine, yang merekomendasikan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) sebagai pengobatan lini pertama untuk insomnia kronis. Beberapa dokter juga meresepkan obat untuk insomnia.

Akan tetapi, Peters-Mathews percaya pil tidur harus memiliki peran terbatas dalam pengobatan. Mereka juga menyarankan tidak menganjurkan pil tidur untuk digunakan setelah dua pekan. 

Seorang profesor di departemen neurologi dan pediatri dan direktur divisi gangguan tidur di Vanderbilt University Medical Center, Beth A Malow, MD, menyarankan, pengobatan insomnia kronis dimulai dengan melatonin. Ini merupakan pengobatan versi sintetis dari hormon yang diproduksi secara alami di dalam tubuh. 

"Bicaralah dengan penyedia Anda terlebih dahulu untuk memastikan itu aman," katanya.

Sebelumnya, banyak obat disetujui untuk penggunaan jangka panjang untuk insomnia. Misalnya seperti Zolpidem (Ambien) dan Eszopiclone (Lunesta). Namun demikian, ada efek samping yang harus diperhatikan.

"Hati-hati jatuh, kebingungan, amnesia (kehilangan ingatan jangka pendek), dan berjalan-jalan dengan obat-obatan ini," kata Dr Malow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement