Ahad 02 Aug 2020 00:13 WIB

Pre-Eklampsia tak Sama dengan Hipertensi

Kebanyakan penderita pre-eklampsia memiliki ciri bertekanan darah tinggi.

Ilustrasi Ibu Hamil.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ibu Hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa ibu hamil berisiko terkena pre-eklampsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Namun yang penting diketahui adalah pre-eklampsia tidak sama dengan hipertensi.

Pre-eklampsia tidak memiliki gejala khusus. Namun kebanyakan penderita pre-eklampsia memiliki ciri bertekanan darah tinggi dan terdapat protein pada urine. Pre-eklampsia biasanya dimulai setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita yang tekanan darahnya normal.

Baca Juga

Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan pre-eklampsia hanya bisa terjadi pada kondisi hamil. Dia juga menegaskan bahwa pre-eklampsia bukanlah penyakit hipertensi.

"Kalau kita berbicara apakah hipertensi sama dengan pre-eklampsia? Tentu tidak, karena hipertensi adalah bagian dari pre-eklampsia. Dan kenapa bisa terjadi pre-eklampsia? Ada banyak faktornya," kata Rudy dalam bincang-bincang daring Tropicana Slim, Sabtu (1/8).

Beberapa faktor penyebab pre-eklampsia di antaranya gangguan pada metabolisme saraf umum seperti obesitas, hormonal dan genetik.

"Gangguan obesitas biasanya lebih tinggi berisiko mengalami pre-eklampsia, lalu ada hormonal. Saat hamil kan terjadi perubahan hormon pada tubuhnya maupun terjadiinteraksi hormon dengan si janinnya," ujar drRudy.

"Ada beberapa kondisi tertentu yang meningkatkan risiko pre-eklampsia seperti kondisi genetiknya, kalau lebih parah lagi nanti jadi eklampsia," kata Rudy melanjutkan.

Untuk mencegah kondisi pre-eklampsia, ada baiknya ibu hamil selalu menerapkan pola hidup sehat, menjaga asupan makanan dan selalu rutin memeriksakan kehamilan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement