Sabtu 01 Aug 2020 07:15 WIB
haji

Corona Hilangkan Tradisi Al-Khaleef Para Perempuan Makkah

Hilangnya Tradisi Al-Khaleef Para Perempuan Makkah

Para wainita Makkah ketika merayakan tradisi Al Khaleef dengan berbondong-bondong melakukan tawaf di Ka
Foto: saudigazette
Para wainita Makkah ketika merayakan tradisi Al Khaleef dengan berbondong-bondong melakukan tawaf di Ka

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Pandemi virus korona ternyata menjadi hal yang buruk. Ini karena bagi para perempuan Makkah adanya virus ini telah meninggalkan tradisi yang selama ini merela lakukan selama 70 tahun.

Tradisi itu adalah mereka berbondong-bondong ke Ka'bah karena saat itu semua peziarah dan warga laki-laki Makkah akan pindah ke Arafah pada Dhul Hijjah 9 , Hari wukuf di Arafah, yang menandai puncak dari ziarah haji setiap tahun.

Dulunya adalah pemandangan langka setiap tahun ketika sejumlah besar wanita setempat dengan abaya hitam mereka, berkumpul di sekitar Masjidil Haram. Pemandangan ini jelas merupakan suguhan visual yang berbeda dari mataf (area rawaf di sekitar Ka'bah). Sebab, hanya pada hari itulah hal tersebut setiap tahun terjadi.

Memang para wanita biasa memanfaatkan kesempatan itu dan melakukan tawaf (mengelilingi), mencium Batu Hitam, berdoa di Multazam, dan berbuka puasa di mataf dengan bebas. Mereka lazimnya menghabiskan waktu hingga berjam-jam sepanjang hari untuk tetap berada di dekat Ka'bah, dan kemudian baru kembali ke rumah mereka.

Tradisi ini sudah ada sejak lebih dari 70 tahun ketika para lelaki lelaki di Makkah mulai menemani jamaah haji untuk menawarkan kepada mereka berbagai jenis layanan ketika para peziarah naik ke dataran luas Arafah. Kalaa itu terjadi memang menjadi tanda puncak dari ibadah haji.

Sameer Barqa, seorang peneliti tentang sejarah Makah, mengatakan bahwa Hari Arafat mulai dikenal di kalangan perempuan Makah sebagai "Hari Al-Khaleef." Al-Khaleef berarti orang yang kembali (dari haji).

"Di masa lalu, itu adalah tradisi semua anggota laki-laki dari masyarakat Makkah untuk sepenuhnya terlibat dalam kegiatan haji. Dan dengan demikian memberikan kesempatan langka bagi perempuan untuk menghabiskan hari yang diberkati di tempat yang paling diberkati di bumi, yakni Ka'bah,'' katanya.

"Ketika laki-laki pergi ke melaksanaan ibadah puncak haji sejak hari Tarwiyah, hari pertama haji, kota suci Makkah akan kosong dari laki-laki dan kemudian perempuan akan pergi keluar untuk menjaga lingkungan juga," katanya.

Namun, untuk tahun 2020, pandemi virus corona mencegah para wanita Makkah mempertahankan tradisi Al-Khaleef.  Sekarang mereka dipaksa untuk tetap berada di dalam rumah karena tindakan pencegahan dan protokol pencegahan covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement