Sabtu 01 Aug 2020 03:01 WIB

China Bantah Tuduhan Meretas Pengembang Vaksin AS

China dituduh mencuri data dari pengembang vaksin AS Moderna

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas China membantah tuduhan bahwa mereka mengerahkan peretas untuk mencuri data dari perusahaan pengembang vaksin Amerika Serikat (AS), Moderna. Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menegaskan tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki bukti kuat.

Dalam konferensi pers pada Jumat, (31/7) waktu setempat, Wang juga mengungkap bahwa China sudah bisa mandiri dalam hal pengembangan vaksin sehingga tidak perlu mencuri data negara lain.

Baca Juga

"China tidak perlu dan tidak terlibat dalam pencurian teknologi," kata Wang seperti dilansir laman Sputnik News. 

Sebelumnya pada Kamis, seorang pejabat keamanan AS mengungkap bahwa ada peretas yang terkait dengan Beijing, berusaha mencuri data dari pengembang riset vaksin corona AS Moderna. Moderna juga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan kontak dengan FBI dan diberitahu tentang aktivitas pengintaian informasi yang dicurigai dari para peretas China. Aktivitas itu diduga terjadi pekan lalu.

Pekan lalu, Amerika Serikat menuduh dua warga negara China yaitu Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi terlibat dalam kampanye pengacauan komputer, termasuk dalam penelitian yang berkaitan dengan virus corona. Menurut Departemen Kehakiman, kedua pria tersebut menargetkan perusahaan manufaktur peralatan medis dan teknologi tinggi, perusahaan teknik sipil dan industri, perusahaan energi surya, farmasi dan kontraktor pertahanan.

Awal pekan ini, National Institutes of Health menyatakan bahwa para ilmuwan AS telah memulai percobaan fase tiga dari vaksin Covid-19 potensial, yang dikenal sebagai mRNA-1273, yang dikembangkan oleh Moderna. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement