Jumat 31 Jul 2020 09:02 WIB

Doa dan Kesabaran Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita sebagai orang tua, suami dan  anak.

Ka
Foto: wikipedia
Ka

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh KH Ahmad Jamil MA

Nabi Ibrahim as termasuk nabi yang doanya banyak diabadikan Allah di dalam Alquran.  Untuk menyebut di antaranya adalah sebagaimana di dalam Q.S. Ash-Shaffat: 100 dan Q.S. Ibrahim: 35-41. Nabi Ibrahim as yang mendapat laqob bapaknya para Nabi (abul anbiya') ini, mengajarkan banyak hal kepada kita sebagai orang tua, sebagai suami, juga sebagai anak, sebagai makhluk sosial, dan bahkan sebagai seorang pemimpin. 

Keteladanan Nabi Ibrahim dapat kita peroleh, misalnya pada episode di saat Nabi Ibrahim as berharap hadirnya anak keturunan. Qodarullah, dalam batas tertentu, penulis pernah mengalami apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim as. Hingga tujuh tahun pasca pernikahan, penulis belum juga dianugerahi oleh Allah anak keturunan. 

Dalam keadaan mengharap dan menunggu hadirnya anak keturunan, Nabi Ibrahim as tidak sedikit pun kecewa apalagi putus asa kepada Allah. Nabi Ibrahim as memilih untuk selalu bermunajat dan meminta kepada Allah. Doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim as, selanjutnya dapat kita jumpai pada ayat ke seratus Q.S. Ash-Shafat.

Selain Nabi Ibrahim as, permohonan minta dianugerahi anak keturunan, juga dipraktekan oleh Nabi Zakaria as, yang diabadikan melalui ayat keempat Q.S. Maryam. Penulis, berserta isteri, sebagai yang sangat mengharap kehadiran anak keturunan di tengah kehidupan rumah tangga, cukup akrab dengan doa yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as: "Ya Tuhanku, anugerahilah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang saleh".

Sebagaimana terekam dalam ayat ke 101 Q.S. Ash-Shafat, Allah kemudian menganugerahi Nabi Ibrahim as seorang anak yang halim, atau amat sabar, bernama Ismail. Dan itu terjadi tatkala usia Nabi Ibrahim as mencapai 86 tahun. Terkait hal ini, kaum Muslimin dan ahli kitab memiliki pandangan yang sama, bahkan disebutkan di dalam tafsirnya, Abul Fida Ibnu Katsir menyebut informasi serupa itu juga tertuang di dalam kitab suci mereka.

Selain Ismail, Nabi Ibrahim as juga dianugerahi Allah seorang anak laki-laki bernama Ishak. Lebih dari sekadar anak, Allah secara lugas mempredikati Ishak, anak Nabi Ibrahim as, sebagai seorang nabi yang termasuk golongan orang saleh (Q.S. Ash-Shaffat: 112). Anugerah berupa seorang putra bernama Ishak ini, terjadi bahkan pada saat Nabi Ibrahim as berusia 99 tahun.

Begitulah laku Nabi Ibrahim as, dalam episode mengharap anugerah anak keturunan, melakoninya dengan doa.

Sungguh beruntung, saudara dan saudari yang mendapat anugerah anak keturunan dengan tanpa menunggu waktu yang sangat lama setelah pernikahan, juga dengan tanpa lebih dahulu melakukan sederet treatment khusus. Alhamdulillah, adalah ucapan dan ungkapan yang sangat tepat atas anugerah itu.

Sebagian saudara kita yang lain, jalan untuk mendapat anugerah keturunan adakalanya dengan lebih dahulu melalui banyak tantangan. Beberapa di antaranya, selain menunggu dalam tempo yang lama, ia harus bolak-balik mengikuti sederet terapi dan konsultasi. Bahkan sebagian yang lain “terpaksa” harus memilih jalan program bayi tabung atau Intra-Cystoplasmic Semen Injection (ICSI), atau umum juga dikenal dengan In-Vitro Fertilization (IVF). Semua proses itu, selain membutuhkan biaya tidak sedikit, mental yang kuat, kesabaran penuh, juga dengan probabilitas hasil yang masih “serba mungkin”.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement