Jumat 31 Jul 2020 04:45 WIB

China Patut Was-Was, India Punya Jet Tempur Canggih Baru

Kemampuan jet tempur Rafale mampu menyerang dari jarak ratusan kilometer.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Jet tempur Rafale
Foto: AP
Jet tempur Rafale

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India diketahui kedatangan lima pesawat jet tempur Rafale dari Perancis. Pesawat tersebut memiliki kemampuan serangan dari jarak 150 kilometer untuk target udara dan dapat mencapai target darat sejauh 300 kilometer.

Tak ayal, pesawat buatan Perancis tersebut disebut sebagai salah satu jet tempur mematikan di dunia. Kedatangannya ke India, juga dinilai sebagai peringatan terselubung untuk China.

Baca Juga

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan, kedatangan lima jet tempur itu untuk memberi peringatan kepada China. Atas sejumlah konflik yang terjadi di perbatasan. "Jika ada yang khawatir dengan kemampuan Angkatan Udara India, pasti mereka yang ingin mengancam wilayah kita," ujar Singh dilansir dari NDTV.

Rafale dikatakan dapat membawa berbagai senjata. Beberapa di antaranya misil buatan MBDA Meteor, rudal jelajah SCALP, dan sistem senjata MICA. Meteor sendiri merupakan generasi terbaru dari rudal udara BVR, yang dirancang untuk penyerangan udara.

Misil tersebut ditenagai oleh motor roket-ramjet, yang memberinya tenaga mesin jauh lebih lama daripada rudal lainnya, kata para ahli.

Rafale juga dibekali oleh rudal jelajah SCALP, yang dapat mencapai target sejauh 300 kilometer. Artinya, Angkatan Udara India dapat meluncurkan rudal mereka dari Ambala, ke wilayah China. Senjata ketiga di Rafale, yakni sistem rudal MICA. Rudal tersebut fleksibel, karena memiliki radar dan sistem inframerah di dalamnya.

Rudal ini dapat ditembakkan ke jarak jauh dan dekat. Dengan target jarak jauh mencapai 100 kilometer. Armada lima jet Rafale itu, terdiri dari tiga kursi tunggal dan dua kursi kembar. Mereka akan masuk sebagai Angkatan Udara India bagian dari Skuadron nomor 17 yang berbasis di Ambala, yang dikenal sebagai "Panah Emas".

India nantinya akan menerima lima jet lagi, yang saat ini berada di Prancis untuk misi pelatihan. "Pengiriman ke-36 pesawat ini sebagai bagian dari kesepakatan yang selesai pada akhir 2021," kata pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement