Kamis 30 Jul 2020 18:30 WIB

Pesta Terbuka Ilegal di Berlin Jadi Ancaman Lonjakan Kasus COVID-19

Salah satu pesta pekan lalu bahkan dihadiri 3,000 orang.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
DW/T. Kondratenko
DW/T. Kondratenko

Max (nama samaran), sedang memeriksa geolokasi di Google Maps. "Pesta itu pasti ada di suatu tempat di sini," katanya, sembari bergerak lebih dalam ke taman kota di barat laut Berlin.

Sekarang pukul dua pagi dan lampu-lampu jalan mati. Max menerangi jalan dengan senternya, dan secara teratur melihat layar ponsel dengan pin tujuan yang diinginkan.

Mencari lokasi pesta Berlin melalui sistem navigasi

Max sering berkunjung ke pesta-pesta techno. Dia mengatakan bahwa hal itu membantunya mengatasi stres di tempat kerja. Max yang berusia 28 tahun adalah manajer di perusahaan teknologi.

Sudah hampir lima bulan, sejak terakhir ia pergi ke tempat klub malam. Pintu-pintu klub malam kini ditutup akibat pandemi. Meski begitu, di tengah adanya kekhawatiran tentang gelombang kedua pandemi, justru ada sedikit tanda bahwa klub-klub malam akan dibuka dalam waktu dekat.

Tempat-tempat klub malam memang ditutup, namun bukan berarti gelaran pesta benar-benar terhenti. Mereka hanya mengubah lokasi. Pesta dilakukan secara diam-diam di taman, hutan, dan bangunan terlantar di seluruh Berlin.

Salah satu pesta itulah yang dicari Max. "Seorang teman mengundang saya ke beberapa grup Telegram, tempat orang-orang memposting informasi tentang pesta yang akan datang," jelasnya. Jalan setapak yang dilaluinya kini mulai berubah menjadi semak-semak. Tak lama, suara musik terdengar, Max mempercepat langkahnya.

Ada 10 orang yang menari di dekat pengeras suara. Tapi tiba-tiba ada lampu motor yang menyala dalam kegelapan. Sontak, Max berteriak keras sambil membaca pesan dari grup Telegram: "Polisi baru saja datang dan menghancurkan pesta."

Hanya untuk yang diundang

Max adalah anggota dari beberapa grup Telegram yang hanya dapat diakses dengan undangan. Orang-orang yang ada di grup berkisar antara 50 hingga 1.500 peserta. Di salah satu grup yang terbesar, Max menghitung setidaknya akan ada lima pesta yang diadakan malam itu.

"Berpesta di udara segar itu nyaman, kamu bisa tidur di rumput di sana," ujarnya.

Hal-hal rahasia menjadi bagian dari daya tariknya. "Semua obrolan rahasia, pencarian pesta berdasarkan koordinat GPS - cukup keren," katanya.

Pesta-pesta terbuka yang dilakukan secara spontan selalu menjadi bagian dari aktivitas malam saat musim panas di sana. Tetapi dengan klub-klub yang ditutup, Hasenheide – sebuah taman di lingkungan Neukölln Berlin - telah berubah menjadi “kiblat” untuk pesta-pesta yang dilakukan secara sah atupun ilegal.

Bertemu teman dan menari di ruang terbuka adalah sah, tetapi menjadi tidak sah ketika mengadakan pesta dengan ratusan orang. Pesta yang dikelola secara mandiri saat ini berada di zona abu-abu karena tidak ada yang tahu berapa banyak orang yang akan hadir.

Jika polisi menemukan pihak ilegal, mereka membubarkannya. Dalam beberapa kasus, orang yang berpesta mungkin akan didenda. Dalam sebuah percakapan dengan DW, polisi Berlin mencatat: "Kami memahami bahwa pesta adalah bagian dari kehidupan. Pendekatan utama kami adalah kerja sama. Kami mencoba menjelaskan kepada orang-orang di pesta-pesta ini bahwa mereka menimbulkan risiko."

'Superspreading' di pesta Berlin

Begitu pesta berubah menjadi acara massal, maka pesta itu akan menjadi berbahaya. Jonas Schmidt-Chanasit, kepala diagnosa virus di Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine di Hamburg, mengatakan setiap akumulasi dari grup atau kelompok orang yang lebih besar, akan berkaitan dengan peningkatan risiko infeksi, termasuk dari pihak luar.

"Kita tahu bahwa virus menyebar melalui droplet. Ketika kita bernyanyi, bersorak, menjerit, kita mengeluarkan droplet ini dengan sangat kuat dan jauh. Orang lain kemudian dapat menghirup droplet ini lalu terinfeksi," jelasnya.

Ahli virologi mengatakan bahkan di acara-acara outdoor orang harus menjaga jarak dan jika itu tidak mungkin, setidaknya gunakan masker.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah orang yang terinfeksi dari kemungkinan menginfeksi sejumlah orang lain dan memicu apa yang disebut peristiwa 'superspreading'," katanya.

Permintaan untuk pesta terbuka yang sah

"Kami hanya ingin menari. Ini hanya pesta. Bagaimanapun, ini musim panas. Kami tidak menimbulkan ancaman, kami hanya bosan dengan pandemi," kata seseorang dari kerumunan.

Komisi Klub Berlin, sebuah organisasi resmi yang mewakili klub kota itu, menyerukan agar walikota mengizinkan mereka mengadakan pesta terbuka yang sah secepat mungkin.

Mereka telah menyiapkan daftar ruang terbuka di Berlin yang dapat digunakan untuk menampung hingga 200 orang.

"Kami sedang mendiskusikan ide kami dengan berbagai distrik. Ini akan membantu untuk mengendalikan pesta-pesta dan melacak orang-orang yang menghadirinya," ujar Lutz Leichsenring dari Komisi Klub kepada DW.

"Dengan cara ini, penyelenggara akan mengikuti langkah-langkah kebersihan yang diperlukan, jika tidak, orang akan terus mengadakan pesta di ruang terbuka secara ilegal selama musim panas."

Perencanaan pesta terus berlanjut

Jam enam pagi musik masih diputar di seberang taman. Menurut polisi, sekitar 3.000 orang hadir. Matahari mulai terbit ketika tiga mobil polisi memasuki area taman. "Silakan tinggalkan area. Anda berisiko menyebarkan virus corona, silakan pergi sekarang," kata polisi.

Musik berhenti tanpa ada penangkapan. Orang-orang memasukkan pengeras suara ke dalam trailer sepeda. Kerumunan perlahan-lahan menuju keluar dari taman. Sementara itu, ponsel Max sudah penuh dengan pesan tentang di mana pesta-pesta selanjutnya akan digelar. (pkp/gtp)

* Nama Max telah diubah untuk melindungi anonimitasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement