Kamis 30 Jul 2020 11:09 WIB

Jumlah Uang Beredar per Juni 2020 Capai Rp 6.393,7 Triliun

Penyaluran kredit pada Juni 2020 tumbuh 1,0 persen (yoy).

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menyusun uang pecahan rupiah untuk didistribusikan dari Cash Center Mandiri, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas menyusun uang pecahan rupiah untuk didistribusikan dari Cash Center Mandiri, Jakarta, Senin (11/5/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebut likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Juni 2020. Posisi M2 tercatat Rp 6.393,7 triliun atau tumbuh 8,2 persen (yoy) pada Juni 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,4 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan seluruh komponennya. Baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham.

Baca Juga

Sementara itu, pertumbuhan M1 melambat dari 9,7 persen (yoy) pada Mei 2020 menjadi 8,2 persen (yoy) pada Juni 2020, disebabkan oleh perlambatan giro rupiah. Uang kuasi juga tumbuh melambat, dari 10,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 8,1 persen (yoy) pada Juni 2020.

"Sementara itu, surat berharga selain saham tumbuh 31,4 persen (yoy) pada Juni 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 37,5 persen (yoy)," katanya dalam keterangan terbaru, Kamis (30/7).

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 pada Juni 2020 disebabkan oleh perlambatan aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit. Aktiva luar negeri bersih pada Juni 2020 tumbuh 12,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2020 sebesar 18,2 persen (yoy).

Selain itu, penyaluran kredit pada Juni 2020 tumbuh 1,0 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,4 persen (yoy). Sementara itu, keuangan pemerintah tercatat ekspansi, yang tercermin dari peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, dari 11,0 persen (yoy) pada Mei 2020 menjadi 43,0 persen (yoy) pada Juni 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement