Kamis 30 Jul 2020 02:18 WIB

Pasien Positif Covid-19 di Sulteng Bertambah Jadi 207 Orang

Pasien tersebut tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya maupun di rumah sakit.

(Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
(Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) Covid-19 Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Moh Haris Kariming menyatakan terjadi penambahan kasus baru Covid-19 di Sulteng. "Hari ini satu orang di Kabupaten Poso terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap sehingga total 207 orang hingga saat ini terkonfirmasi positif Covid-19," katanya di Palu, Rabu (29/7) malam.

Saat ini pasien tersebut, lanjutnya, tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Dari 207 orang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, 188 di antaranya dinyatakan telah sembuh dan tujuh orang meninggal dunia.

Baca Juga

Sementara 12 orang yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sulteng saat ini menjalani isolasi baik secara mandiri maupun di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah daerah setempat. "Dengan rincian empat pasien di Kabupaten Banggai menjalani isolasi mandiri, satu pasien di Kota Palu diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata, dua pasien di Morowali Utara diisolasi mandiri," ujarnya.

Kemudian, kata Haris, satu pasien di Donggala menjalani isolasi mandiri, dua pasien di Poso menjalani isolasi mandiri dan dua pasien di Banggai Kepulauan (Bangkep) menjalani isolasi di fasilitas kesehatan Pemerintah Kabupaten Bangkep .

"Saya berharap kasus Covid-19 di Sulteng terus berkurang dan seluruh pasien dapat sembuh seiring dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah di tingkat provinsi hingga kabupaten untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran Covid-19," ucapnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar mendukung tim surveilans dinas kesehatan kabupaten dan kota di Sulteng yang melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19.

Langkah tersebut, ujar dia, sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun lalu itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement