Rabu 29 Jul 2020 21:14 WIB

Bisnis EBT Cerah, Kencana Energy Optimistis Raih Laba

Revenue diproyeksi akan bertambah 35 persen menjadi 31.9 Juta dolar AS.

Kinerja PT Kencana Energy Lestari  (KEEN)  di tahun 2020  diproyeksikan akan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan mulai beroperasinya PLTA Air Putih dan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Lumbung Madong, Toraja Utara.
Foto: dok KEEN
Kinerja PT Kencana Energy Lestari (KEEN) di tahun 2020 diproyeksikan akan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan mulai beroperasinya PLTA Air Putih dan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Lumbung Madong, Toraja Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebutuhan energi nasional, khususnya listrik untuk industri dan perumahan setiap tahun terus mengalami peningkatan. 

Data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menunjukkan, dari kapasitas terpasang listrik nasional sebesar 70,9 giga watt (GW), sampai dengan bulan Mei 2020 tercatat 60,6 persen disuplai oleh PLN.  Hal  ini  menunjukkan   penyediaan  energi  listrik  menjadi  cukup  menarik  bagi kalangan bisnis.

Kondisi tersebut memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk menyediakan energi melalui pengembangan pembangkit listrik. Karena itu pemerintah membuka peluang kepada sektor swasta bersama dengan PT PLN (Persero) untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Kebutuhan terhadap energi baru terbarukan (renewable  energy) atau EBT semakin meningkat seiring dengan manfaat  yang dihasilkannya.  Terkait EBT data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM sampai bulan Mei 2020 menunjukkan, Total kapasitas pembangkit EBT telah mencapai  10.426 mega watt (MW)  atau  14,70 persen  dari  total  kapasitas  terpasang pembangkit   nasional.  Dari kapasitas terpasang   nasional, Listrik dari energi baru  dan terbarukan  (EBT) sampai dengan saat ini memberikan kontribusi  sebesar  2.200 MW, yang sangat jauh dibandingkan dengan kapasitas terpasang nasional sebesar 70,9 GW.

Pemerintah  dalam  Kebijakan  Energi  Nasional  telah  membuat  peta  jalan  pengembangan sumber daya EBT untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Ditargetkan penggunaan EBT hingga 23 persen pada tahun 2025 dan sekurang-kurangnya 31 persen pada tahun 2050. 

Dalam APBN tahun 2020, pemerintah telah menargetkan produksi listrik dari energi baru dan terbarukan mencapai 1.005 GW. Salah  satu  korporasi  yang  bergerak  di  sektor  penyediaan  energi  khususnya  tenaga  listrik adalah PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN). Perusahaan yang bergerak dalam penyediaan energi ini, lebih mengkhususkan pada penyediaan EBT.

KEEN juga memiliki   pendapatan   berulang   jangka   panjang   yang   pasti berdasarkan   kontrak   Power Purchase  Agreement  (PPA)  dengan  PT  Perusahaan  Listrik   Negara  (Persero)  atau   PLN. Perseroan melalui entitas anak perusahaannya, juga telah berhasil mendapatkan PPA dari PLN yang memiliki jangka waktu hingga 20-30 tahun dihitung sejak tanggal Commercial Operation Date (COD).

Wilson Maknawi Wakil Direktur utama PT Kencana Energy Lestari Tbk (KEEN) menyebutkan, "Perseroan berencana membagikan dividen sebesar 20 persen dari laba bersih, atau equal dengan USD 729.651 , dividen per lembar saham di angka USD 0.000199 per lembar saham," katanya. 

Kinerja PT Kencana Energy Lestari  (KEEN)  di tahun 2020  diproyeksikan akan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan mulai beroperasinya PLTA Air Putih dan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Lumbung Madong, Toraja Utara.

Giat  Widjaja, Direktur  Keuangan  PT  Kencana  Energy  Lestari  Tbk  mengatakan akan ada kenaikan produksi listrik sebesar 102 persen menjadi 210 GWh di tahun 2020 dan revenue diproyeksi akan bertambah 35  persen  menjadi   31.9  Juta dolar AS.  "Net  Profit  diproyeksikan  bertambah 164  persen menjadi  9.6 juta dolar AS, karena mulai beroperasinya PLTA Air Putih dengan kapasitas 21 MW," ujar Giat melalui keterangan tertulisnya usai public expose perseroan Rabu (29/7) .

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement