Rabu 29 Jul 2020 20:05 WIB

HIN Sambut Baik Pembukaan Wisata di Bali

Di masa pandemi, hotel harus membiasakan diri dengan protokol kesehatan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said. PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group menyambut baik pembukaan wisata di Bali.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said. PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group menyambut baik pembukaan wisata di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group menyambut baik pembukaan wisata di Bali. Hal tersebut dinilai akan ikut mempercepat pemulihan industri pariwisata.

Direktur Utama HIN Iswandi Said menilai langkah Pemerintah Provinsi Bali membuka aktivitas pariwisata untuk wisatawan nusantara (wisnus) mulai Jumat (31/7) menjadi momentum bagi pemulihan industri kepariwisataan. Iswandi menyebut keputusan Pemprov Bali mendapat respons yang cukup baik dari para wisnus.

Baca Juga

Hal ini terlihat dari pemesanan kamar di tujuh hotel HIN di Bali yang perlahan berdatangan. Kebanyakan pemesan, kata Iswandi, merupakan wisatawan yang memanfaatkan program promo yang dilakukan manajemen HIN pada April hingga Juni lalu.

Iswandi menyebut program promo merupakan bagian dari strategi HIN dalam menyambut kembali wisatawan saat masa kenormalan baru. Promo yang HIN berikan berupa diskon 45 persen, bayar sekarang dan menginap kapan saja sampai 2021.

"Sekarang (dampaknya) terasa lumayan saat orang sudah berani terbang. Voucher yang kami jual kemarin, sudah dipakai tamu sekarang," ucap Iswandi saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (29/7).

Iswandi juga berharap frekuensi penerbangan ke Bali terus meningkat. Hal ini penting dalam mendorong tingkat okupansi kamar hotel. Dengan demikian, pemulihan industri kepariwisataan bisa semakin cepat.

Industri pariwisata, termasuk perhotelan harus beradaptasi dengan era kenormalan baru. Penerapan protokol kesehatan menjadi keharusan agar para wisatawan merasa aman dan nyaman untuk kembali berwisata. 

"Untuk kembali seperti 2019 (sebelum pandemi) perlu waktu. Mau tidak mau kita harus membiasakan diri dengan kenormalan baru, menggunakan masker hingga jaga jarak," ujar Iswandi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement